Panyabungan, 6 Juli 2012. Jam 05.06 WIB.
Aku baru saja membuka pintu, bersiap untuk shalat subuh berjamaah di masjid terdekat. Tiba-tiba saja aku terkesiap, lalu terdiam di depan pintu. Ada pemandangan indah di depan mataku. Jauh di ujung langit sebelah timur, ada bintang bersinar terang di sana. Terang sekali.
Aku penasaran. Sambil berjalan keluar teras rumah, aku mendongakkan kepalaku ke atas langit. Subhanallah, ada ratusan bintang di sana. Gemerlap dan berkelap-kelip di langit yang cerah. Ah, sungguh luar biasa, kawan!
Ku arahkan pandangan ke sebelah barat. Ada bulan purnama bersinar terang, bulat sempurna. Aku terus berjalan menuju masjid sambil sesekali melihat ke atas langit. Kagum atas lukisan yang maha sempurna itu.
***
Sejenak aku berpikir, ternyata alam semesta itu sangat besar. Sangat-sangat besar. Lalu, sebesar apa diriku jika dibandingkan dengan alam semesta itu? Jika diambil nol sekian persen dari alam semesta itu, akan tampak sebuah gugusan galaksi. Jika diambil nol sekian persen dari gugusan galaksi, akan tampak galaksi Bima Sakti.
Jika diambil nol sekian persen dari galaksi Bima Sakti, akan tampak sistem tata surya. Jika diambil nol sekian persen dari sistem tata surya, akan tampak bumi. Jika diambil sekian persen dari bumi, akan tampak benua Asia.
Lanjutkan terus, kawan. Jika diambil nol sekian persen dari benua Asia, akan tampak Indonesia. Jika diambil sekian persen dari Indonesia, akan tampak pulau Sumatera. Jika diambil sekian persen dari pulau Sumatera akan tampak provinsi Sumatera Utara. Jika diambil sekian persen dari provinsi Sumatera Utara, akan tampak kabupaten Mandailing Natal.
Masih ada lagi. Jika diambil sekian persen dari Mandailing Natal, akan tampak kecamatan Panyabungan. Jika diambil sekian persen dari kecamatan Panyabungan, akan tampak desa Kayu Jati. Jika diambil sekian persen desa Kayu Jati, akan tampak lorong II. Jika diambil nol sekian persen dari lorong II, akan tampak aku. Ya, diriku.
***
Ah, ternyata aku sangat kecil. Tidak ada artinya jika dibandingkan dengan besarnya alam semesta. Lalu, bagaimana dengan Yang Menciptakan dan Menguasai alam semesta itu? Memang benar, kawan. Hanya Dia Yang Maha Besar, sedangkan yang lain - termasuk aku - maha kecil.
***