Mohon tunggu...
Andri Rahman
Andri Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Magister PIPS UNNES

Pembelajar yang senang berfikir dalam kehidupannya, sehingga 90% kinerja otaknya lebih dominan ketimbang kinerja oral....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Visit Saudi 2030: Membawa Harmoni antara Tesis, Antitesis, dan Sintesis

4 September 2023   23:09 Diperbarui: 4 September 2023   23:56 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Visit Saudi 2030: Membawa Harmoni antara Tesis, Antitesis, dan Sintesis dalam Tradisi Islam di Arab Saudi

Arab Saudi telah lama dikenal sebagai tanah kelahiran Islam dan tempat tujuan wisata bagi para jamaah haji. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, fenomena Visit Saudi 2030 yang digagas oleh Muhammad Bin Salman telah menjadi sorotan dunia. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkenalkan Arab Saudi sebagai sebuah destinasi pariwisata yang menakjubkan, sekaligus menjaga dan melestarikan tradisi Islam yang kaya dan bersejarah.

Tesis dari Visit Saudi 2030 adalah transformasi Arab Saudi menjadi destinasi pariwisata global yang menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya. Dalam rencana tersebut, terdapat pembukaan kerajaan Arab Saudi terhadap dunia internasional melalui visa turis, pengembangan destinasi wisata yang spektakuler, dan perluasan infrastruktur untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan. Dengan demikian, negara ini berharap dapat mengakomodasi dan memanjakan para pengunjung dengan upaya meningkatkan kualitas pelayanan pariwisata secara menyeluruh.

Namun, inisiatif revolusioner ini tentu tidak dihadapi tanpa tantangan. Antitesis dari Visit Saudi 2030 adalah ketidakpastian terhadap dampak dari peningkatan jumlah wisatawan terhadap keberlanjutan tradisi Islam di Arab Saudi. Diantara kekhawatiran tersebut adalah kemungkinan terjadinya westernisasi yang dapat merusak nilai-nilai tradisional dan budaya Islam di negara ini. Dalam beberapa tahun terakhir, Arab Saudi telah melihat perubahan progresif dalam hal liberalisasi sosial, seperti penghormatan terhadap hak-hak perempuan dan penghapusan larangan mengemudi bagi mereka. Beberapa kekhawatiran pun timbul bahwa Visit Saudi 2030 akan semakin mempercepat proses ini.

Namun, di balik tesis dan antitesis tersebut, Visit Saudi 2030 juga berpotensi untuk mencapai sintesis yang harmonis. Program ini menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan Islam dan budayanya. Tujuan utama visit Saudi 2030 adalah menarik wisatawan dengan menawarkan pengalaman yang mendalam tentang Islam dan sejarah Arab Saudi. Ini termasuk kunjungan ke situs budaya dan sejarah, seperti Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, serta mengenal kehidupan sehari-hari masyarakat Arab Saudi yang konservatif.

Melalui Visit Saudi 2030, Arab Saudi memusatkan perhatiannya pada pembangunan fasilitas yang ramah Islam, seperti hotel dan restoran yang memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim. Dalam konteks ini, negara ini berusaha memastikan bahwa kehadiran wisatawan tidak merusak integritas agama dan budayanya, tetapi justru meningkatkan pemahaman dunia terhadap Islam.

Jadi, Visit Saudi 2030 menjadi perwujudan dari sebuah sintesis yang memadukan antara pembukaan Arab Saudi terhadap pariwisata dan keberlanjutan tradisi Islam. Inisiatif ini dapat berarti sebuah titik balik dalam sejarah Arab Saudi, sebuah negara yang telah lama diidentikan dengan aturan yang konservatif. Dengan pembukaan pintu untuk pariwisata global, Arab Saudi menunjukkan keinginannya untuk beradaptasi dengan perubahan dunia modern, sambil tetap memegang teguh nilai-nilai tradisi dan Islam yang kaya.

Visit Saudi 2030 bukanlah sekadar upaya kejar-kejaran demi menarik minat wisatawan belaka, tetapi juga merupakan rencana yang matang untuk menjaga keberlanjutan tradisi Islam di Arab Saudi. Dalam pusatnya, program ini menegaskan pentingnya pemahaman dan apresiasi yang lebih mendalam terhadap keindahan, kekayaan, dan nilai-nilai dari dunia Islam. Visit Saudi 2030 bertujuan untuk memadukan antara pariwisata modern dengan warisan Islam yang abadi, menciptakan suatu destinasi yang unik dan menarik bagi wisatawan dunia.

Dengan demikian, fenomena Visit Saudi 2030 menggambarkan sebuah perjalanan yang menarik menuju harmoni antara tesis, antitesis, dan sintesis dalam mempertahankan tradisi Islam di Arab Saudi. Inisiatif ini menandai langkah maju yang penting dalam menjembatani kesenjangan antara tradisi dan kemajuan. Dalam visit Saudi 2030, kita dapat melihat betapa mungkin bagi negara untuk mempertahankan warisan budayanya sambil bertransformasi menjadi tujuan wisata global yang menakjubkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun