Mahasiswa dalam Civinitas akademisi, yang di identifikasikan sebagai sebagai garda perubahan. Baik sebagai Agen Of Change, Agen Of Control, dan moral Of sosial.
Selainnya, juga sebagai sebagi pejuang untuk menyampaikan aspirasi rakyat yang tidak di salurkan karena di rampas oleh tangan besi para penguasa.
Kata pejuang tidak luput juga dilabelkan untuk bersanding  bersama nama mahasiswa dalam sepanjang sejarah perjuangan mahasiswa.
Hal inilah yang menjadi dasar bahwa mahasiswa adalah pencetus peradaban dan pemegang tongkak estafet dalam merumuskan cita-cita bangsa.
Bahkan dalam perkenalan kehidupan kampus bagi Mahasiswa baru (PKKBMB) tidak diperkenalkan identitas mahasiswa yang sebenarnya.
Identitas mahasiswa yang penuh dengan dinamika, penuh dengan perjuangan, pen dengan jiwa idealis  bahkan penuh dengan darah untuk memperjuangkan hak dan keadilan bagi rakyat.
Kini garda perubahan kehilangan arah di kaki para penguasa, Idealis terbuang karena selembaran yang tidak bermakna, hilang marwah untuk memperjuangankan keadlian bagi  rakyat yang berujung pada keadilan untuk diri pribadi.
Telah hilangkah identitas tersebut, apakah hanya tersimpan label yang tidak memikiki isi, hilang makna dan hanya di kenal dari kulit luar.
Mahasiswa yang di indifikasikan sebagai pelajar tertinggi, yang memiliki banyak potensi baik sebagai garda perubahan. Namun, kini telah hilang dalam kolom perjumpaan.
Mereka yang mengedepankan pendidikan sejarah perjuangan untuk junior yang baru mengenal kampus, Lantas nilai apa yang di tanamkan senior selama ini?
Kini senior hanya meninggalkan sejarah perjuangan untuk junior demi sebuah ampkop yang terselip di bawah laci meja para konglomerat yang duduk manis di kursi empuk yang ada setiap instansi maupun birokrasi.