Mohon tunggu...
Andri Kurni19
Andri Kurni19 Mohon Tunggu... Mahasiswa Program Doktoral Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret

Saya adalah mahasiswa yang menekuni bidang pendidikan dan pengajaran yang saat ini sedang melakukan studi yang orientasinya ke arah pendidikan bahasa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kisah Kasih Dan Asa Sepanjang Masa

27 September 2025   21:46 Diperbarui: 27 September 2025   21:46 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kawan, ketahuilah setiap rasa yang kita rasakan berawal dari kisah yang menimbulkan kasih untuk dikenang sepanjang masa"

Tuhan yang Maha Kuasa menciptakan manusia dengan segenap akal budi yang melahirkan adanya gagasan yang menunjukkan kuasannya melalui rasa, cipta, da n karsa manusia. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara yang selalu menanamkan rasa kasih sayang dalam mendidik setiap anak agar dapat merasakan adanya rasa kasih dan sayang, yang nantinya akan membentuk citra dan kualitas anak tersebut di masa depan. Pemahaman tersebut yang pada saat ini harus diketahui urgensinya bagi para pembelajar abad 21. Pendidikan di abad tersebut menuntut adanya perubahan dalam stigma pendidikan agar menimbulkan kesan dan pesan positif, salah satunya melalui kasih yang berdampak dalam setiap kisah-kisah edukatif para pembelajar. Kurikulum di era Menteri Pendidikan saat ini, menekankan adanya pembelajaran yang mendalam, sebagai hierarkis sesuai dengan filsafat pendidikan konstruktivisme. Pandangan yang mengemukakan bahwa program pendidikan mampu menumbuhkan semangat bagi para pembelajar untuk merealisasikan kemampuan yang dimiliki dan bernuansa sebagai kasih yang mendalam melalui dedikasi seorang pendidik. Jiwa-jiwa yang mendapatkan kasih inilah, yang nantinya akan memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan Indonesia di tahun 2025.

Berawal dari gagasan ilmiah tersebut, penulis menuangkan perasaan sanubarinya mengenai kasih yang dirasakan sehingga menjadi sebuah kisah yang amat berharga layaknya bumi sebagai tempat berpijak manusia dan makhluk hidup lainnya. Pengetahuan yang selalu diasah menjadi senjata pamungkas untuk merubah kehidupan penulis saat ini. Kerja keras, ketekunan, kompetensi, kecerdasan, dan jiwa yang teguh serta ikhlas menjadi dasar utama bagi penulis untuk merekonstruksi akal budi yang dimiliki untuk memberikan kemaslahatan bagi sesama. Maslahat bagi penulis berarti memberikan peluang untuk dijadikan bahan sekaligus renungan bagi yang menilai kelayakan upaya yang telah dilakukan. Salah satu upaya yang penulis lakukan ialah berbagi cerita yang menyisipkan rasa untuk dihayati sebagai sebuah kisah yang berarti bagi kelanjutan kehidupannya. Pola hidup yang dinamis membuat akal manusia untuk berpikir tentang rasa-rasa yang mampu menghidupi diri berdasarkan rasa yang beranekaragam. Perasaan-perasaan inilah yang dapat dimanfaatkan oleh para generasi emas bangsa Indonesia untuk terus berlatih mengolah cipta, rasa, dan karya melalui konsep literasi Ratulisa (Rajin Menulis dan Membaca).

Kasih dan kisah tidak dapat terbentuk bila tidak ada upaya untuk mewujudkannya secara konsisten. Penulis berusaha memberikan inspirasi bagi seluruh insan yang sedang berjuang melawan hiruk pikuk kehidupan ini melalui gemar membaca dan menulislah. Seperti yang dikemukakan oleh Guru Besar UNS yang memiliki kepakaran di bidang linguistik, sastra, dan pembelajaran pragmatik yakni Bapak Muhammad Rohmadi demikian; "membacalah untuk menulis dan menulislah agar dibaca umat sepanjang hayat". Pemantik tersebut secara pragmatik menyisipkan makna pentingnya mengolah kasih untuk dijadikan alat mewujudkan kisah yang positif dan berdampak bagi antarumat, sehingga kemaslahatan selalu ditegakkan demi kemajuan NKRI. Sejalan kehidupan penulis, kisah yang amat sangat berarti dalam kehidupan penulis saat ini ialah berusaha mewujudkan asa-asa masa depan dengan kasih-kasih yang diperoleh dalam belajar.

Perwujudan kasih yang berjasa dari setiap orang yang meleburkan akal budi bersama rasa, cipta, dan karsanya ditemukan penulis saat menyelesaikan studi jenjang Magister. Banyak dijumpai orang-orang yang memiliki dedikasi tinggi untuk mengembangkan sayap-sayap kesemestaan dalam dunia pendidikan. Sebagai refleksi untuk para pembaca yang memiliki keanekaragaman rumpun keilmuan, marilah kita wujudkan kesemestaan dunia dengan dasar kasih sebagai kisah-kisah edukatif mewujudkan asa-asa Indonesia di masa mendatang. Asa-asa yang dimaksud disini ialah mengembangkan sumber daya manusia yang unggul, tangguh, berkarakter, dan berbudi pekerti luhur sehingga dapat memitigasi dampak-dampak yang dapat mengurangi nilai-nilai edukatif karena perkembangan zaman. Beberapa kiat yang dapat dilakukkan oleh para insan yang tetap setia membelajarkan diri dalam keheningan yakni dengan 5 S; Sungguh-sungguh dalam berpikir, setia dalam berkontribusi antarsesama umat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, selalu berpegang teguh pada prinsip, kepercayaan, dan rencana yang dibuat, sukarela dalam membelajarkan diri dimanapun dan kapanpun, terakhir selaras dengan kaidah norma kehidupan dalam Pancasila dan UUD 1945.

Marilah mukai dari sekarang untuk belajar mengolah perasaan, pemikiran, perkataan, dan perbuatan agar nantinya kasih yang ada dalam hati nurani dapat mengantarkan diri pribadi menghasilkan kisah yang menjadi asa-asa di masa mendatang. Ketekunan yang dilakukkan dengan literasi ratulisa akan mengisi ruang-ruang kekosongan yang tersimpan dalam sanubari manusia untuk dijadikan sarana merekonstruksi segala potensi diri. Keheningan dalam diam yang mengisi relung hati sanubari manusia akan membekas sepanjang masa, untuk dinikmati para generasi penerus bangsa. Tulisan yang dibuat penulis ini merupakan bukti asa-asa yang diharapkan semoga para insan yang senantiasa berkontribusi di penjuru wilayah NKRI merasakan pula, kehadiran kasih yang timbul di setiap jalan pijakan dalam berkarya. Semarak jiwa yang tergugah oleh pelipur lara ibu pertiwi menuansakan indahya gemerlap bintan dan matahari yang selalu menyinari bumi.

 

 

 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun