Kertas menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah barang lembaran dibuat dari bubur rumput, jerami, kayu, dan sebagainya yang biasa ditulisi atau untuk pembungkus dan sebagainya. Kata-kata yang menarik hati adalah 'lembaran' dan 'biasa ditulisi'. Dua kata ini mengusik hayalanku, lembaran dan bisa ditulisi membawa ke ruang angan yang sepi.
Tulisan ini memulai rentetan kisah panjang soal kertas, lembaran dan yang bisa ditulisi. Mungkin saja ada kisah lain yang lebih akademis, dari hasil kajian dan penelitian. Atau kisah yang hanya drama penulis untuk sebuah kata bernama kertas.Â
Namun, "kisah lembaran yang ditulisi" ini adalah awal mula tulisan-tulisan lain. Demi para pecinta kertas, bacalah untaian kata yang tidak puitis berikut ini:
Kertas adalah lembaran
dia bisa selembar
atau berlembar-lembar
bisa juga ribuan, ratusan, ribuan lembaran
lembar itu adalah alat
ruang sejarah
Kertas itu lembaran yang tipis. Hati-hati, jangan pernah membayangkan bahwa kertas tipis berhubungan dengan mesin ATM dan kartu debit setipis tempe. Bukan kawan, itu bukanlah perumpamaan yang tepat untuk kata lembaran yang tipis. Kita sudah sepakat bukan, jangan bayangkan! Kenapa masih membayangkan kertas tipis dengan kartu debit setipis tempe. Cukup sudah.
Jadi, ketipisan kertas itu bukan untuk diperdebatkan. Karena tipisnya kertas adalah pintu waktu dan sejarah. Lembaran tipis itu siap ditindih dengan alat apapun. Agar ada titik-titik atau garis yang terbentuk.Â