Mohon tunggu...
andriana rumintang
andriana rumintang Mohon Tunggu... Administrasi - menyukai rangkaian kata yang menari dalam kisah dan bertutur dalam cerita. Penikmat alunan musik dan pecinta karya rajutan

never stop learning

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Stunting, Bonus Demografi dan Indonesia Sehat

13 September 2018   15:11 Diperbarui: 14 September 2018   07:30 1625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu Stunting?

instagram kemenkes @kemenkes_ri
instagram kemenkes @kemenkes_ri
Mungkin istilah stunting masih awam di telinga masyarakat, namun jika kata kekurangan gizi atau kerdil, lebih familiar bagi masyarakat. Stunting merupakan suatu kondisi kekurangan gizi kronis yang menyebabkan tinggi badan anak terlalu pendek untuk anak usianya. Masalah stunting ini tidak hanya dialami oleh penduduk miskin saja, namun juga oleh kalangan berada. Bisa saja karena kesalahan penanganan atau pun pola asuh.

Stunting dapat dikenali dengan gejala-gejala seperti, anak berbadan lebih pendek dari anak seusianya, berat badan rendah untuk anak seusianya dan pertumbuhan tulang tertunda. Stunting terjadi disebabkan oleh bebrapa faktor seperti:

  1. Kekurangan gizi. Kekurangan gizi tidak hanya terjadi sejak bayi, namun juga kecukupan nutrisi sejak janin dalam kandungan. Pemenuhan gizi pada 1000 hari pertama kehidupannya. Masalah pemenuhan gizi ini bukan hanya bagi sang bayi saja, namun juga bagi ibu yang mengandung. Sehingga ketercukupan gizi sang ibu mempengaruhi kecukupan gizi janin.
  2. Kurangnya pendidikan dan pola asuh
  3. Sang ibu yang masih sangat muda, ataupun pola hidup yang tidak sehat tentu ujung-ujungnnya mempengaruhi kepada ke hidupan bayi dalam kandungannya dan tumbuh kembang bayi kelak.
  4. Perubahan hormon
  5. Sering menderita infeksi di awal kehidupan

Dampak stunting

instagram kemenkes @kemenkes_ri
instagram kemenkes @kemenkes_ri
Stunting (kerdil) tentunya sangat beresiko. Stunting (kerdil) berdampak kepada tingkat kecerdasan dimana perkembangan otak dan fisik menjadi terhambat, rentan terhadap penyakit sehingga sulit berprestasi dan dapat menurunkan produktifitas. 

Ketika tumbuh dewasa, anak stunting rentan mengalami kegemukan sehingga berpotensi mengalami penyakit jantung, diabetes serta penyakit tidak menular lainnya.

Misalnya bayi yang lahir pada beberapa tahun belakangan ini, jika tidak mendapatkan asupan gizi yang baik, tidak menerima asi eksklusif dan dibesarkan dengan pola hidup yang tidak sehat, tentu generasi tersebut berpotensi mengalami stunting. Jika generasi kita mengalami stunting, untuk 20 atau 30 tahun yang akan datang dapat menurunkan produktifitas. 

Stunting diprediksi dapat menurunkan produk domestik bruto negara sebesar 3%. Akibat stunting, negara Indonesia mengalami kerugian sekitar tiga ratus triliun rupiah per tahun. Tentunya hal tersebut menghambat pertumbuhan ekonomi dan bisa meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan.

Mencegah stunting

Stunting perlu dicegah sejak dini. Pemenuhan kebutuhan gizi sejak kehamilan dan 1000 hari pertama kehidupan. Dimulai dari janin sampai anak berusia dua tahun. Ibu hamil perlu mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Memperhatikan kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi sehingga mencukupi kebutuhan energinya, protein, vitamin dan mineral sehingga bayi dan ibu sehat. 

id.wikipedia.org
id.wikipedia.org
Ketika 6 bulan pertama usia bayi, ibu hanya memberikan ASI saja/pemberian ASI eksklusif dan melanjutkan memberi makanan pendamping ASI dengan memperhatikan kandungan gizinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun