Mohon tunggu...
Andri Kurnia
Andri Kurnia Mohon Tunggu... -

Que Sera Sera!!!! Whatever will be will be....\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money

Potensi Perikanan Lahan Budidaya Mencapai 9,58 Juta Hektare

18 Januari 2012   11:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:43 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

POTENSI PERIKANAN LAHAN BUDIDAYA MENCAPAI 9,58 JUTA HEKTARE
Jakarta, 18/1  - Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo mengungkapkan bahwa, potensi perikanan budidaya mencapai lebih dari 9,58 juta hektare tetapi baru dimanfaatkan yang tercatat pada tahun 2010 baru seluas 1,11 juta hektare.

Demikian diungkapkan oleh Sharif dalam seminar outlook perikanan 2012 bertajuk "Industrialisasi Perikanan Budidaya, Peluang dan Tantangan Bagi Uaha Budidaya" yang digelar di Jakarta, Rabu (18/01).
Sharif memaparkan, potensi perikanan seluas 9,58 juta hektare itu terdiri atas potensi tambak seluas 1,22 juta hektare dan potensi budidaya laut seluas 8,36 juta hektare. Namun sangat disayangkan , “Potensi perikanan lahan budidaya baru dimanfaatkan sekitar 11 persen, sehingga harus dapat dioptimalkan secara lebih besar agar sesuai dengan peningkatan produksi perikanan budidaya yang terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun”, Kata Sharif.
"Potensi perikanan budidaya tersebut meliputi budidaya laut, budidaya tambak, budidaya kolam, budidaya keramba, budidaya jaring apung dan budidaya sawah," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, meski pemanfaatan potensi perikanan budidaya belum optimal, produksi perikanan budidaya menunjukkan kenaikan signifikan dari produksi yang tercatat sebesar 4,78 juta ton hingga dapat menjadi sekitar 6,97 juta ton pada tahun 2011.

“Peningkatan produksi perikanan tersebut, baik perikanan budidaya maupun tangkap, pada dasarnya belum mampu mencukupi permintaan dalam negeri, termasuk dalam permintaan dari industri pengolahan perikanan untuk dijadikan bahan baku,” ujarnya.

"Sebagai gambaran, dari kebutuhan bahan baku pemindangan saja yang sebesar 157.838 ton per bulan, saat ini hasil produksi ikan tangkap nasional untuk jenis ikan pindang hanya sekitar 76.434 ton per bulan. Artinya, terdapat kekurangan bahan baku ikan pindang sekitar 51,57% atau sebanyak 81.405 ton per bulan," kata Sharif.
Ia mengungkapkan bahwa, pihaknya tidak bisa memaksakan untuk memenuhi kebutuhan baku industri pindang yang berasal dari perikanan tangkap karena keterbatasan sumberdaya ikan di laut maupun faktor cuaca.
Untuk itu, menurut dia, maka salah satu upaya yang dilakukan adalah mengedukasi para pemindang untuk mendiversifikasi usahanya dengan usaha pengolahan perikanan budidaya seperti bandeng presto.
"Tentunya hal ini harus diikuti upaya peningkatan produksi ikan bandeng sebagai bahan bakunya. Karena itu, bandeng merupakan salah satu komoditas perikanan budidaya yang kami prioritaskan untuk dikembangkan, selain udang dan patin," pungkasnya. (i'an)


Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun