Mohon tunggu...
Andri Marza Akhda
Andri Marza Akhda Mohon Tunggu... Content Planner

Yap, saya adalah perencana konten dari Agency Digital Marketing Jogja, bernama Creativism. Di dalam blog Kompasiana ini, saya akan berbagi banyak hal menarik. Terutama seputar digital marketing, teknologi, fashion, virtual reality dan juga bahas hal-hal receh lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

5 Kesalahan Keyword Research yang Umum Dilakukan oleh Pemula

14 April 2025   11:34 Diperbarui: 14 April 2025   11:34 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesalahan Keyword Research (Sumber: Creativism)

SEO adalah kependekan dari Search Engine Optimization. Sebuah ilmu optimasi website agar dapat tampil di urutan teratas, halaman pertama hasil pencarian Google, search engine terpopuler di dunia. Ilmu optimasi website ini, mampu memberikan pebisnis banyak manfaat. Satu di antara banyak manfaat tersebut adalah mampu menjadikan website sebagai tools bisnis yang lebih optimal, datangkan lead dan konversi.

Baca Juga: Berapa Lama SEO Akan Memberikan Anda Hasil?

Meskipun begitu, penerapan SEO bukanlah hal yang mudah. Ada banyak hal yang harus dapat diketahui dan dipelajari terlebih dahulu. Satu di antaranya adalah keyword research. Apa itu keyword research?. Sesuai dengan namanya, keyword research adalah proses riset untuk bisa mendapatkan kata kunci yang relevan dan juga dapat membantu performa konten website menjadi lebih baik.

Proses riset ini, tidaklah mudah, terlebih untuk pemula di bidang SEO. Seringkali pemula di bidang ini melakukan kesalahan fundamental saat melakukan keyword research. 5 di antara banyak kesalahan fundamental tersebut, akan mimin kupas lengkap di dalam artikel ini. Jadi, silahkan simak baik-baik ya!.

1. Terlalu Fokus Pada Volume Pencarian

Kesalahan keyword research pertama, yang seringkali dilakukan oleh pemula, adalah terlalu fokus pada keyword dengan search volume yang besar. Keyword dengan search volume yang besar, pada umumnya masuk ke dalam kategori atau jenis short-tail keywords.

Jenis keyword ini memang menawarkan search volume yang besar, hanya saja dengan tingkat persaingan yang tinggi pula. Jika Anda menjadikan short-tail keywords sebagai tujuan utama untuk konten keyword tertarget, maka dapat dipastikan konten Anda butuh waktu yang lama untuk perform atau ranking.

Terlebih lagi jika kualitas konten yang dikreasikan, terkesan apa adanya.

Short-tail keywords sendiri adalah kata kunci terdiri dari 1 kata atau 1 frasa kata saja. Contohnya seperti Beli Laptop. Sebaliknya, untuk Anda pemula di bidang SEO, disarankan untuk lebih banyak mengoptimalkan long-tail keywords.

Kata kunci yang terdiri lebih dari 2-3 kata. Volume pencarian yang dihasilkan dari long-tail keywords memang lebih rendah dari volume pencarian short-tail keywords. Tapi, volume pencarian itu terbilang sudah cukup untuk membantu website bisnis Anda berkembang.

Nilai plusnya lagi, long-tail keywords pada umumnya memiliki persaingan konten di tingkat medium atau bahkan rendah.

2. Tidak Mengerti dengan Baik Search Intent

Kesalahan keyword research kedua, yang seringkali menghampiri pemula di bidang SEO adalah tidak mengerti dengan baik apa itu search intent. Search intent sendiri adalah tujuan atau maksud sebenarnya dari kata kunci yang diketikkan seseorang di pencarian Google.

Search intent ini sendiri, terdiri dari 4 jenis utama, yakni;

  • Informational.
  • Navigational.
  • Transactional.
  • Commercial investigation.

Jika Anda mengetikkan keyword Beli Laptop di pencarian Google, maka besar kemungkinan keyword ini berada pada jenis search intent Transactional. Orang yang mengetikkan keyword Beli Laptop, ingin diarahkan pada informasi konten yang membantunya melakukan transaksi pembelian laptop.

Informasi bersifat transaksional, seperti spesifikasi laptop, harga, diskon, cara pemesanan dan garansi, sangat pengguna keyword ini butuhkan.

Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui salah satu manfaat memahami search intent secara tersirat. Yakni mampu membantu Anda untuk lebih mudah menyusun jenis informasi yang relevan dengan keyword tertarget. 

3. Tidak Melakukan Analisis Kompetitor

Kesalahan keyword research berikutnya, adalah dengan tidak melakukan analisis terhadap web kompetitor.  Padahal, dengan melakukan analisis terhadap web kompetitor, kita bisa dengan mudah menemukan keyword yang relevan dengan niche bisnis. Tentu saja dengan catatan, kompetitor yang dianalisa memiliki  niche bisnis yang sama dengan bisnis Anda.

Melakukan analisis terhadap web kompetitor, akan menjadikan Anda lebih mudah memahami search intent keyword tertarget. Anda jadi tahu jenis konten yang dibutuhkan oleh audience pengguna keyword tertentu. Selain itu, Anda bisa melihat anchor text yang mereka gunakan dalam strategi link building bersama dengan mitranya.

Anda bisa menggunakan anchor text yang sama atau yang jauh lebih menarik bersama dengan mitra web Anda sendiri.

4. Tidak Memahami Keyword Density

Kesalahan berikutnya adalah tidak memahami dengan baik apa itu keyword density. Keyword density sendiri adalah persentase munculnya keyword utama di dalam konten. Keyword utama, harus dapat muncul dengan persentase yang pas di dalam konten. Ada yang berpendapat bahwa persentase yang pas untuk keyword utama muncul di dalam konten, sebesar 1% dari keseluruhan jumlah kata yang ada.

Ada pula yang berpendapat, 3% dari keseluruhan jumlah kata yang ada. Jumlah persentase mana saja yang Anda jadikan referensi, sebenarnya tidak jadi masalah. Asalkan penempatan keyword utama tersebut di dalam konten, natural dan tidak terasa terlalu dipaksakan.

Mimin sendiri menyarankan agar keyword utama muncul di bagian-bagian penting konten seperti;

  • Judul.
  • Url.
  • Meta description.
  • Intro artikel.
  • Beberapa kali di Heading 2 atau Heading 3, dan juga alt image.

5. Abai Terhadap Tren Konten dan Perkembangan Algoritma Google

Kesalahan keyword research terakhir, yang seringkali dilakukan oleh pemula, adalah abai terhadap tren konten dan juga perkembangan algoritma Google terbaru. Kebanyakan hanya memiliki keyword yang ditujukan untuk evergreen content  saja.

Meskipun evergreen content memiliki banyak manfaat, terlebih jika mampu ranking, konten ini tidak mudah untuk ditaklukan. Sesekali memanfaatkan seasonal keywords untuk konten-konten yang lagi trending, akan perlahan membantu website Anda mendapatkan peningkatan traffic yang cukup signifikan.

Memahami algoritma Google terbaru, akan membuat konten Anda jadi lebih diperhatikan dan direkomendasikan oleh Google.

Inilah penjelasan lengkap tentang kesalahan keyword research yang umum dilakukan oleh pemula. Jika Anda ingin mendapatkan lebih banyak insights seputar SEO, bisa kunjungi Creativism.id ya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat ya!.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun