Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Vibes Piala Dunia 2022 Qatar Terasa Sepi, Apa yang Salah?

11 November 2022   12:40 Diperbarui: 11 November 2022   12:44 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
La'eeb, maskot Piala Dunia 2022 Qatar (sumber: bola.net/Asad Arifin)

Gelaran Piala Dunia 2022 Qatar akan berlangsung kurang lebih seminggu lagi, yang akan digelar pada 20 November-18 Desember 2022, bertempat di negara Qatar. Ini merupakan gelaran piala dunia pertama yang dilaksanakan di Timur Tengah, yang notabene memiliki penduduk mayoritas Muslim.

Gelaran piala dunia sendiri dilaksanakan rutin setiap 4 tahun sekali, diikuti 32 negara dengan 64 pertandingan, dari penyisihan grup sampai partai final. Bertempat di 5 kota di Qatar, antara lain Al Khor, Ar Rayyan, Al Wakrah, Doha, dan Lusail.

Sejak dulu gelaran piala dunia selalu dinanti oleh para penikmat sepakbola di seluruh dunia, dimana setiap edisi selalu menghasilkan ciri khasnya masing-masing, seperti Piala Dunia 2010 Afrika Selatan dengan lagunya Waka-waka yang dinyanyikan oleh Shakira, Piala Dunia 2014 Brazil dengan tarian Zumba, dan yang terbaru Piala Dunia 2018 Rusia.

Namun ada yang beda dari gelaran Piala Dunia 2022 Qatar kali ini, meski tinggal menghitung hari, suasananya (vibes) tampak begitu biasa, bahkan cenderung sepi-sepi saja, terlepas dari masalah isu penolakan LGBT di Qatar sebagai negara muslim.

Menurut pendapat salah satu warganet dengan sedikit tambahan penjelasan, ada beberapa faktor yang mungkin menjadi faktor dibalik sepinya gelaran Piala Dunia 2022 Qatar.
1. Seperti yang kita ketahui bahwa ini merupakan gelaran sebesar piala dunia yang diadakan di wilayah Timur Tengah.

2. Piala Dunia 2022 Qatar kali ini diadakan pada bulan akhir tahun, yang mana pada piala dunia sebelum-sebelumnya diadakan pada pertengahan tahun, tepatnya bulan Juni/Juli, sehingga terjadi penyesuaian jadwal bagi para pecinta sepakbola, khususnya penonton dari Eropa atau Amerika.

3. Faktor perkembangan teknologi, jika tahun-tahun sebelumnya, khususnya tahun Piala Dunia 2006 sampai Piala Dunia 2018, yang namanya demam piala dunia masih semarak di masyarakat. Mereka saling memakai jersey negara yang ia dukung. Gol demi gol dirayakan dengan euforia.

Televisi dan akses yang terbatas menjadi suatu alasan edisi piala-piala dunia sebelumnya lebih ramai dibandingkan Piala Dunia Qatar 2022 kali ini, para warga berbondong-bondong nonton bareng negara-negara dukungan mereka.

Lebih lanjut, mungkin ini adalah faktor utama dibalik sepinya euforia Piala Dunia 2022 Qatar, yaitu perkembangan media informasi pemberitaan yang sangat dinamis, dimana setiap detik ada berita-berita besar masuk dari seluruh dunia, dan menyedot perhatian publik secara global, seperti adanya tragedi Kanjuruhan, Itaewon Korea Selatan, perang Ukraina-Rusia, konser NCT 127, dan bebarengan dengan Liga Champions dan Europa.

Berita-berita diatas secara tidak langsung membuat informasi tentang Piala Dunia 2022 Qatar menjadi tenggelam, apalagi informasi tentang Piala Dunia Qatar banyak terfokus di televisi, disisi lain generasi milenial sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di media sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun