Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cerita di Balik Pembangunan Sirkuit Mandalika yang Megah!

21 November 2021   14:18 Diperbarui: 21 November 2021   14:43 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak sirkut balapan dunia bertempat di Mandalika (sumber: idntimes.com)

Sirkuit Mandalika baru saja dibuka, dimana serangkaian kompetisi balapan akan dilaksanakan dilintasan baru ini. Dimana dua kejuaraan besar akan bergulir dan menjadikan Pertamina Mandalika International Street Circuit sebagai salah satu tempat balap dalam satu musim.

Kedua kejuaraan tersebut adalah World Superbike (WSBK) 2021 dan Motogp 2022. Dimana hari ini, Minggu (21/11/21) adalah hari terakhir bergulirnya Kejuaraan Superbike di Indonesia. Sementara itu, Mandalika akan menggelar balapan internasional dalam lanjutan Motogp musim depan yang akan dilaksanakan pada Maret 2022 mendatang.

Dengan bergulirnya kejuaraan balap tingkat internasional di Indonesia jelas membuat masyarakat pun turut berbahagia akan hal ini.

Berbagai pujian mengalir dari publik dunia kepada Indonesia atas peresmian sirkuit ini. Belum lagi Mandalika sebelum adanya sirkuit ini adalah kawasan wisata yang menawarkan pesona nan indah, seperti Pantai Seger, Pantai Kuta Mandalika, dan Desa Sade yang terkenal akan kain tenunnya.

Bisa disebut Mandalika adalah tempat dengan sejuta keindahan pariwisatanya, dari dari darat sampai baharinya menyimpan keunikannya masing-masing.

Namun dibalik semua hal tersebut, ada sesuatu yang mungkin belum banyak diketahui orang, cerita tentang warga Desa Ebunut yang tanahnya digusur untuk proyek sirkuit Mandalika. Mereka mau tidak mau harus meninggalkan rumahnya karena akan digusur, meski begitu masih ada warga yang mendiami Desa Ebunut tersebut, sebut saja pak Bengkok.

Pak Bengkok bersama keluarganya sampai saat ini masih mendiami Desa Ebunut yang berada di sebelah lintasan 9 Sirkuit Mandalika. Ia mengaku tidak pernah menjual tanahnya pada siapapun, termasuk kepada Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengelola pembangunan Sirkuit Mandalika.

"Tanah ini sejak kecil saya tempati bersama ayah saya, dulu dia yang buka hutan di sini, dan saya tidak pernah menjualnya," terang Pak Bengkok.

Sebetulnya keluarga Pak Bengkok sendiri menyambut gembira adanya pembangunan sirkuit Mandalika ini, namun pencaplokan tanah yang terlalu luas membuat tanah keluarga Pak Bengkok semakin sempit.

Ia pun mendiami rumah sederhananya yang berukuran 2 kali 3 meter dengan tembok dari anyaman bambu serta atap seng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun