pandemi covid-19 sudah melanda Indonesia selama satu tahun lebih. Banyak sekali tatanan kehidupan yang berubah akibat dari wabah ini. Mulai dari ekonomi, kesehatan, pendidikan, budaya, dan pariwisata terkena imbasnya.
Tidak terasaBicara soal pendidikan, bisa dikatakan tahun 2020 dan 2021 merupakan tahun yang suram untuk para pelajar maupun mahasiswa. Bagaimana tidak, hampir seluruh kegiatan belajar mengajar dan segala ekstra di sekolah maupun kampus dihentikan, namun seiring berjalannya waktu, kegiatan tersebut mulai diadakan kembali berbasis online atau daring.
Pada awalnya banyak sekali kendala yang dialami dalam pembelajaran metode daring, butuh penyesuaian yang cukup lama dikarenakan kejadian semacam ini (pandemi) baru pertama kali terjadi.
Seiring berjalannya waktu, sistem yang tidak stabil mulai diperbaiki guna meningkatkan kenyamanan saat belajar daring.
Banyak sekali keluhan yang disampaikan terkait metode daring ini, mulai dari koneksi yang tidak stabil, penjelasan guru yang membosankan, kuota internet yang termakan banyak, serta perubahan jam yang tidak karuan.
Semua pihak merasa tidak nyaman akan hal ini, khususnya para mahasiswa. Banyak dari mereka yang mengeluh belajar daring membosankan, dosen memberi tugas tidak karuan dan sebagainya. Itu hanya sebagian keluhan dari ribuan keluhan.
Bila kita lihat sekilas memang metode daring sangatlah membosankan dan ilmu yang terserap jauh berbeda dari luring. Namun kembali lagi, setiap hal memiliki sisi positif dan negatif.
Mungkin pernyataan diatas bisa kita katakan merupakan sisi negatif metode daring, lantas mari kita bicara sisi positifnya, sebetulnya sangat banyak sisi positif nya, namun kali ini penulis akan membahas mengenai platfrom yang muncul dipermukaan karena pandemi ini.
Dalam pembelajaran daring atau online, tentu membutuhkan media perantara antara dosen dan mahasiswa sebagai ruang diskusi. Media sosial pun menjadi tempat keluh kesah, diskusi, dan membagi aspirasi.
Maka dari itu muncul lah berbagai aplikasi maupun software virtual meeting, sebut saja zoom dan google meet. Kedua aplikasi ini seakan jadi konsumsi sehari-hari bagi para mahasiswa dalam mengarungi pembelajaran.
Fitur dalam virtual meeting sendiri sudah bisa dikatakan cukup mumpuni, dengan mode on cam dan open mic, kita dapat bertatap muka dengan teman dan pengajar meski lewat perantara.