Beberapa saat kemudian, suara adzan magrib berkumandang. Akupun segera pergi ke masjid, sementara itu, Saidah sholat dirumah, karena sebaik--baiknya perempuan itu sholat di rumah. Setelah sholat magrib, aku tidak langsung pulang, karena setiap setelah sholat magrib ada kajian dan doa bersama sembari menunggu sholat isya.
Setelah sholat isya, aku segera pulang. Sehabis isya, dirumah selalu banyak anak kecil, sebab istriku adalah seorang guru ngaji. Saidah sendiri mengajar ngaji dari jam 7 sampai 8 malam. Aku selalu berusaha menyempatkan waktu untuk membantu dia mengajar ngaji anak--anak.
Dirinya terlihat begitu sabar mengajari anak-anak mengaji. Sekali lagi, aku sangat bersyukur pada Tuhan karena bisa memilikinya, sesekali diriku meneteskan air mata saat melihatnya. Dalam benak ku, aku selalu merasa tak pantas memilikinya.
Namun, aku mencintainya karena ahlaknya, bukan semata--mata parasnya. Setelah anak--anak pulang. Kamipun segera menutup rumah dan tidur. Setiap tengah malam, dia selalu membangunkanku dari tidur untuk diajak sholat malam.
Hari--hari pun berlalu seperti biasa. Sampai pada suatu malam, ketika hujan deras, aku dan dia terbangun dari tidur karena suara petir yang menggelegar. Daripada hanya berdiam diri, Saidah mengajaku mengambil wudhu dan sholat malam.
Setelah sholat, tiba--tiba mati lampu. Saat lampu sudah menyala, ternyata Saidah sudah tidak ada didekatku. Kucari--cari dirumah dia tidak ada, kulihat jam menunjukan pukul 05.00 pagi. Kulihat meja tidak ada makanan sedikitpun, kulihat dikamar, tidak ada pakaian wanita satupun.
Seketika aku sadar bahwa aku hanya terbangun dari mimpiku semalam. Tatapanku kosong, hanya bisa terdiam melihat kenyataan. Aku berjalan ke luar rumah, menenteng tas, berjalan ke kampus untuk melaksanakan ujian.
Apa salahnya pemuda dengan sejuta impian dan doa, membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warohma. Siapa pun bisa datang di hidup kita, karena ini kehidupan bagaikan perjalanan. Sebanyak apapun seseorang menaruh hati padamu, ingatlah, hanya satu tempat mu pulang. Hanya dia.