Ketika kita berbicara tentang manusia dalam organisasi, di benak kita adalah pegawai yang memiliki kontribusi dalam organisasi. Sumber daya manusia (SDM) adalah bagian elemen penting yang tidak terpisahkan dan harus dikembangkan salah satunya melalui manajemen SDM yang contohnya adalah kerangka kerja kompetensi. Wibowo (2022) mengatakan dalam manajemen SDM terdapat istilah berpikir divergent dan convergent.
Berpikir divergen berarti berpikir dengan fokus yang lebih luas, nyata, dan intuitif, jika diobservasi terus-menerus maka akan menghasilkan hal yang dana dan kondisi yang sama serta terikat memiliki kesan pada objek yang sama.
Gagasan baru dibangkitkan oleh divergen dan dikomunikasikan pada orang lain serta dievaluasi untuk mempertimbangkan gagasan yang asli dan mengejar nilai.
Berpikir konvergent yakni menetapkan bidang dan batas pada solusi sempit dengan batasan tertentu. Semua itu membantu menyingkirkan opsi yang terletak di luar lingkup.
Berpikir konvergen yakni menuntut eksperiman, provokator, dan toleransi akan perbedaan pendapat. Selain berpikir divergen dan konvergen, terdapat istilah thinking style yang secara tak sadar berinteraksi dan menilai dunia luar.
Ketika menghadapi dilemma, orang akan mendekatinya melalui preferensi pemikiran. Meskipun masing-masing memiliki gaya tertentu, taka da satupun memiliki gaya yang lebih baik daripada yang lainnya.
Lebih lanjut, terdapat faktir pendorong kreativitas yakni:
- Redefining problem, yakni melihat kembali proyek lama yang disingkirkan lalu mengikutsertakan orang dengan keahlian berbeda untuk menggali masalah;
- Play activity, dikembangkan dengan permainan berupa associative play yakni kelas seni berperan, morphological analysis yakni dengan mendaftar dimensi berbeda dari suatu sistem;
- Cross pollination, yakni bertukar gagasan dari proyek lama dengan cara yang berbeda dan menunjukkan gagasan kreatif.
Langkah-langkah dalam meningkatkan kreativitas yakni:
- Berusaha untuk keselarasan yakni menyesuaikan dengan nilai yang dihargai;
- Memulai aktivitas dari diri sendiri dan memilih masalah sesuai dengan motivasi kita yang lebih tinggi;
- Mengambil keuntungan dari aktivitas tidak resmi yakni meniadakan status resmi dan menciptakan situasi aman untuk memelihara gagasan hingga cukup kuat;
- Teruka menemukan sesuatu;
- Keberagaman sebagai pendorong;
- Menciptakan peluang komunikasi untuk bertukar ide.
Dalam meningkatkan kreativitas, terdapat tekanan waktu yakni:
- Time pressure low, creative thinking high, menampilkan kreatif berorientasi pada eksplorasi gagasan daripada mengidentifikasi masalah;
- Time pressure high, creative thinking high, melaporkan pekerjaan penting dan merasa positif ditantang dan dilibatkan dalam pekerjaan serta menggali masalah;
- Time pressure high, creative thinking low, mengalami hari kerja terfragmentasi dengan aktivitas yang berbeda. Berpikir kreatif berorientasi pada eksploarasi gagasan yang berimbang;
- Time pressure low, creative thinking low, menerima dorongan dari manajemen untuk menjadi kreatif dan aktif berkolaborasi.
Meningkatkan kreativitas dalam organisasi dapat ditempuh melalui:
- Melatih orang menjadi kreatif dengan mendorong keterbukaan gagasan baru, menyediakan waktu untuk memahami masalah, dan mengembangkan pemikiran yang berbeda.
- Mengembangkan lingkungan kerja yang kreatif dengan memberikan otonomi, saling mengisi gagasan, membuat pekerjaan menjadi menarik, menetapkan tujuan kreatif, mendukung kreativitas pada tingkat organisasional. Dan meningkatkan keberagaman.
Pada akhirnya manajemen kreativitas dalam organisasi adalah hal yang penting khususnya dalam menjaga motivasi pegawai untuk menjadi lebih baik.