Dalam G20, ada 3 hal yang penting untuk diperhatikan yaitu:
- Membangun persepsi bahwa Indonesia memiliki diversifikasi yang baik karena ketika terdapat economy shockada yang bisa diselamatkan dan aliran modal terus menguat;
- G20 dapat memberikan nilai tambah, seperti dunia otomotif dll;
- G20 sebagai sarana untuk Indonesia menyuarakan sebagai satu-satunya negara ASEAN di G20.
Strategi dan Timing dari Exit Strategy
Kebijakan harus memiliki timing yang pas, ketika terlalu cepat kebijakannya berlaku menyebabkan shock economy dan ekonomi akan kembali turun, namun ketika terlalu panjang kebijakannya menjadikan risiko sistemik akan meningkat. Â Hal tersebut direspon dengan:
- Kebijakan gradual seperti kebijakan moneter menaikkan atau menurunkan suku bunga;
- Kebijakan normalisasi karena policy space ditubuhkan untuk menanggapi risiko gangguan sistem keuangan;
- Kebijakan menyesuaikan kondisi di negara, tidak bisa disamaratakan,
Terdapat piranti yang dimiliki G20 (global risk monitoring) yaitu:
- Mengurangi risiko divergensi ekonomi dan keuangan yang dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi tidak merata sehingga kebijakan harus disesuaikan;
- Meminimalkan risiko scarring effect;
- Meminimalkan gangguan ekonomi,
Negara harus menjaga agar pertumbuhan ekonomi terus berkembang dengan:
- Bauran kebijakan (moneter, fiskal, sistem pembayaran, sistem keuangan) menjadi hal penting dalam menjaga moment;
- Koordinasi kebijakan multilateral;
- Meningkatkan ketahanan di sektor keuangan, seperti penundaan pembayaran hutang;
- Kerja sama dalam kesehatan;
- Normalisasi kebijakan;
- Mencapai pertumbuhan dengan meningkatkan produktivitas, lingkungan, dan digitalisasi.
Dalam menjaga stabilitas keuangan, dikenal dengan dewan stabilitas keuangan (FSB) yang bertugas mengkoordinasikan penguatan ketahanan system keuangan dan stabilitas pasar keuangan global khususnya yang berkaitan dengan krisis termasuk risiko cyber, risiko crypto, dan risiko iklim. Indonesia telah bergabung dengan FSB sejak 2009.
Dalam rangka pemulihan ekonomi dan keuangan yang berkelanjutan, dengan menggunakan tema "recover together, recover stronger" Â wadah G20 dan FSB berusaha meningkatkan produktivitas, meningkatkan stabilitas, memastikan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, terdapat 5 area yang menjadi titik fokus yaitu:
- Exit strategies to support equitable recovery, berfokus terhadap kebijakan pemulihan dalam rangka menjaga stabilitas keuangan yang inklusif dan berkelanjutan;
- Covid-19 scarring effect in financial sector, dalam rangka memberikan kebijakan untuk meminimalkan scarring effect (seseorang enggan untuk membelanjakan dan menginvestasikan uangnya);
- Strengthening NBFI resileencedalam rangka memediasikan keuangan non bank untuk mencegah risiko sistemik yang berdampak terhadap terganggunya stabilitas system keuangan;
- New sources of systemic risk from digital finance, berfokus terhadap kebijakan stabilitas keuangan melalui inovasi teknologi dengan memonitoring serangan cyber, memonitoring progress roadmap pembayaran;
- Keuangan berkelanjutan dengan meningkatkan roadmap keuangan berkelanjutan dan menjaga iklim yang berhubungan dengan keuangan,
Terdapat 6 kelompok dalam g20 roadmep yaitu:
- Merekomendasikan pengembangan pasar dan projek;
- Penggunaan data yang akuntabel
- Manajemen dan penilaian krisis berkelanjutan;
- Peran dalam organisasi international seperti world bank dll;
- Peran teknologi;
G20 berperan penting dalam perekonomian ke depannya, mari kita sukseskan G20.