Mohon tunggu...
SITUMORANG YOSUA
SITUMORANG YOSUA Mohon Tunggu... Akuntan - To celebrate life, to do something good for others

Writing is living in eternity. Your body dead, your mind isn't.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

No More Mekdi

4 November 2023   10:42 Diperbarui: 4 November 2023   10:43 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Akhir- akhir ini ramai beredar seruan untuk memboikot produk-produk yg dicap mendukung Israel, misalnya MCD, starbucks, Unilever, dsb. Saya harus katakan menurut saya ini konyol. Saudara-saudara sebangsa setanah air ini sudah bergerak ke arah yg kurang tepat menurut saya jika melakukan hal tersebut.

Sederhana saja, kalau kita mau telaah, berapa banyak orang yang menggantungkan hidupnya di perusahaan-perusahaan tersebut yg juga bersimpati pada penderitaan saudara-saudara kita dalam kemanusiaan di Gaza, dan rajin beribadah? SANGAT BANYAK. Itu belum dihitung anak istri dan sanak familinya yg lain. Lantas, apa yg diharapkan dr tindakan boikot ini? Tentu agar perusahaan-perusahaan ini tidak lagi memberikan dukungan pada Israel baik dalam bentuk finansial maupun moral. Secara ekstrim, para pemboikot tentu berharap agar perusahaan ini bangkrut sehingga tidak lg mampu mendukung Israel bukan? Iya atau iya? Hhe.

Tp kalau itu terjadi, bukankah itu menambah kesulitan di negara kita sendiri? Berapa banyak orang yg harus kehilangan pekerjaan? Berapa banyak pengangguran yg bisa terjadi? Mirisnya, seruan itu dilakukan oleh orang-orang yg tidak bekerja di tempat-tempat tersebut. Miris bukan? Para penyeru boikot ini kebanyakan hanya konsumen, bukan pegawai. Sekarang saya tantang, kalau misalnya anda bekerja di perusahaan itu, yg diduga tidak bersimpati pada penderitaan saudara-saudara kita dalam kemanusiaan di Gaza, anda punya anak istri dan orang tua yg sudah sepuh yg harus anda hidupi, apakah anda akan keluar saat itu juga? Apa yg terjadi dengan harta yg sudah anda peroleh dr tempat itu? Akan anda lepaskan? Saya yakin haqul yakin jawabannya TIDAK. Dan kalau itu tidak anda lakukan, itu berarti anda adalah orang yg Munafik.

Khawatirnya begini, seruan boikot ini ditunggangi oleh rival-rival perusahaan tersebut, agar para konsumen beralih ke produk para sponsor boikot tadi, dan anda hanya bidak catur di papan pertarungan perebutan konsumen bagi kapitalis-kapitalis yang tidak sungguh-sungguh peduli soal kemanusiaan di Gaza. Anda memang peduli, anda berusaha semampu anda sampai-sampai yg biasanya pakai Lifebuoy jadi beralih ke B-29, demi alasan kemanusiaan. Tapi, yg anda lakukan tidak benar-benar tepat, karena ada yg mendapatkan nikmat keuntungan dr kekisruhan ini. Ingat, penderitaan dan kesulitan orang lain, bisa jd sumber keuntungan bagi orang lain. Ada pihak-pihak yang menikmati kenaifan dan ketulusan orang-orang yang baik.

Maka, kita harus cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati. Kita harus benar-benar kritis dan tidak mudah terpancing. Lihat. Telaah. Kaji ulang. Pikir secara rasional. Lihat garis besarnya. Kedamaian bangsa lain tugas seluruh bangsa, tapi kedamaian bangsa Indonesia, tugas utama kita.

Sekedar mengingatkan, sebagai bangsa berTuhan, berdoa itu juga hal luar biasa yg bisa kita lakukan untuk saudara-saudara di Gaza dan segala hiruk pikuk disana. Ingat, Tuhan Maha Kuasa, Dia mampu melakukan hal-hal yang tidak terjangkau akal kita. Saya sempat menonton tayangan di Youtube Close The Door yg mendatangkan seorang professor untuk membahas isu seputar Israel dan Hamas ini. Dan si narasumber mengeluarkan statement yang menurut saya terkesan mengecilkan keajaiban doa, meski dia tidak bermaksud seperti itu. Semoga.

Padahal, doa itu besar kuasanya. Jadi, kalau mau membantu, selain dalam bentuk nyata seperti uang, sembako, dalam bentuk doa yang sungguh dan tulus pun, itu sangat luar biasa. Apalagi jika dilakukan dengan rutin. Kadang-kadang kita manusia sering lupa tentang seberapa berkuasanya Tuhan dan mengambil porsi-Nya. Sekedar mengingatkan. Horas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun