Mohon tunggu...
Andrey Andoko
Andrey Andoko Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Multimedia Nusantara

Lulus S1 dari jurusan Fisika ITB dan S2 Computer Science Queensland University of Technology, Brisbane, Australia. Selama 15 tahun berkarier di industri media, mulai dari media cetak, online dan radio. Kini di Universitas Multimedia Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Bisnis Foto Studio, Akankah Bisa Bertahan?

8 Juli 2017   23:09 Diperbarui: 9 Juli 2017   12:10 3581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makin jarang orang mau difoto dengan diatur-atur terlebih dahulu tetapi makin banyak orang, apalagi generasi millennial, yang mau difoto apa adanya, bergaya suka-suka. Dengan maraknya social media, hasil jepretan tidak lagi perlu dicetak untuk dipajang dirumah, tetapi di share dengan teman-teman melalui social media, dan berharap untuk dikomentari. 

Makin seru atau lucu, makin banyak yang memberi komentar atau 'like', makin senang si empunya foto karena merasa berhasil menarik perhatian teman-temannya. Melalui social media, orang justru makin senang berbagi momen-momen penting yang berkesan kepada teman-temannya, tidak lagi disimpan untuk dinikmati sendiri.

Nah, bagaimana dengan bisnis studio foto. Memang pasti masih ada orang yang ingin difoto dengan gaya formal. Mungkin mereka yang punya jabatan tertentu yang ingin diabadikan. Tetapi makin banyak orang foto sendiri dengan gayanya masing-masing. Era dimana foto menjadi barang langka yang mahal sudah berakhir. Kini momen apapun tidak lepas dari foto sehingga koleksi foto menjadi berlimpah (apalagi harga media penyimpan juga makin murah) dan foto menjadi sarana kontak sosial. Kalau pebisnis foto studio masih business as usual, tanpa adanya inovasi baru, bisa jadi suatu saat akan kehilangan pelanggan dan bahkan bisnisnya. Namun sulitnya, sukses masa lampau sering justru menjadi beban (liability) dan bukan modal untuk berubah.

Ini menjadi salah satu contoh dampak dari disrupted technology. Mereka kalah bukan oleh pesaing dari sesama bisnis tetapi dari teknologi baru atau perilaku konsumen yang berubah dengan hadirnya teknologi tersebut. Dan bila hal ini terjadi maka bukan hanya satu pebisnis yang kalah tetapi industri tersebut akan lenyap dan akan digantikan oleh bisnis atau perilaku baru. Kehadiran teknologi digital memang telah membawa banyak korban, terutama bisnis yang tidak mampu untuk berubah dan beradaptasi dengan lingkungan (teknologi dan perilaku konsumen) yang baru.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun