Perkembangan Artificial Intelligence (AI) telah membawa berbagai inovasi yang mempermudah kehidupan manusia, mulai dari asisten virtual, sistem rekomendasi, hingga penciptaan karya seni digital. Namun, di balik manfaatnya, AI juga melahirkan tantangan serius, salah satunya adalah deepfake, sebuah teknologi manipulasi audio-visual yang mampu menciptakan konten palsu dengan tingkat realisme yang tinggi. Deepfake tidak hanya menimbulkan kekhawatiran di bidang hiburan, tetapi juga berpotensi menjadi alat penyebar disinformasi yang berbahaya.
Apa Itu Deepfake?
Deepfake berasal dari gabungan kata deep learning dan fake. Teknologi ini memanfaatkan jaringan saraf tiruan (neural networks) untuk memanipulasi wajah, suara, maupun gerakan seseorang dalam sebuah video. Hasilnya bisa terlihat sangat nyata, hingga sulit dibedakan dengan rekaman asli.
Contoh sederhana adalah mengganti wajah artis di sebuah film, meniru pidato tokoh politik, atau bahkan membuat seseorang seolah-olah mengatakan hal yang tidak pernah ia ucapkan.
Potensi Penyalahgunaan Deepfake
Disinformasi Politik
 Deepfake dapat digunakan untuk membuat video palsu tokoh politik yang menyampaikan ujaran kebencian, pernyataan kontroversial, atau berita bohong. Hal ini bisa memengaruhi opini publik, terutama menjelang pemilu.Kejahatan Siber
 Penipu bisa menggunakan deepfake suara untuk meniru pimpinan perusahaan dan mengarahkan karyawan melakukan transfer dana palsu.Pencemaran Nama Baik
 Figur publik maupun masyarakat biasa dapat menjadi korban dengan video rekayasa yang merusak reputasi mereka.-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!