"Naturalisasi sungai yang selalu digembar-gemborkan Mas Anies terbukti cuma konsep di atas kertas, tidak dikerjakan di lapangan, sementara normalisasi sungai dihapuskan. Selain itu, menjelang musim hujan, tidak terlihat ada upaya untuk mengeruk sungai, membersihkan saluran air, dan mengecek pompa."
Sehingga akibatnya,
"Ketika tindakan-tindakan itu tidak dilakukan, mustahil Jakarta bebas dari banjir. Padahal anggaran DKI Jakarta lebih dari cukup untuk membiayai itu semua."
Argumentasi Giring rupanya cukup jelas. Dan senada dengan apa yang juga disampaikan oleh Ketua Fraksi PDIP di DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, bahwa selama tiga tahun terakhir, Anies memang dianggap tidak melakukan apa-apa untuk mengatasi banjir secara permanen.
Ibu Megawati Soekarnoputri pun pernah menyentil Anies dengan mengatakan bahwa Jakarta semakin amburadul!
Lalu, melanjutkan analisisnya soal pengelolaan anggaran, Giring langsung menohok,
"Anggaran Jakarta diboroskan untuk hal-hal tak perlu. Lihat saja, untuk pembayaran uang muka Formula E, mempercantik JPO, atau mengecat genting-genting rumah warga. Dari sini, Gubernur Anies terlihat tidak mampu menyusun prioritas. Kebutuhan mendesak dinomorduakan, hal-hal bersifat kosmetik justru didahulukan."
Rupanya itulah fakta sosial yang jadi faktor (premis) dari kesimpulan Giring Ganesaha tentang "tidak punya kapabilitas mengelola Jakarta".
Kritikan Plt.Ketua Umum PSI ini rupanya membuat seorang Pasha Ungu (Ketua DPP PAN) merasa perlu untuk bereaksi.
Pasha Ungu menggugat,
"Saudaraku bro @giring yang terhormat.. saya izin komen di laman pa Plt.ketum psi.. judgement bro ketum terkait kapabilitas pa gub @aniesbaswedan yang bro anggap tidak mampu mengelola Jakarta saya kira terlalu naif dan kerdil."