Bulan Juni tahun 2019.. Libur Lebaran usai, libur kenaikan kelas anak sekolah pun dimulai. Dalam tiga bulan terakhir saya bersama istri telah mempersiapkan Road Trip ke Bali yang rencananya kami mulai pada akhir Juni.
Kami merencanakan perjalanan selama dua belas hari dan mulai mencicil bayar Hotel-hotel yang akan kami inapi di Surabaya, Banyuwangi dan Yogyakarta menggunakan fasilitas PAY LATER dari TRAVELOKA.
Jika semua lancar, maka ini akan menjadi Road Trip kami di kali yang kedua. Tahun lalu kami explore Jawa Tengah. Sekarang ke Bali. Perjalanan jauh sepanjang 1,150 km ke Bali, penuh tantangan. Namun kenapa tidak? Bali adalah pulau indah dengan segala nuansa pantai serta gunung nya. Tempat yang sangat tepat untuk liburan. Lepaskan kepenatan sesaat. Lari dulu dari rutinitas. Recharge our batteries. Minum kopi di Ubud, bersantai di Dreamland Uluwatu, makan pork ribs di Jimbaran, so goooood...
Jadilah kami bertolak dari Tangerang Selatan pada Sabtu pk 04.30 pagi tanggal 29 Juni 2019. Pagi itu menurut Google Maps kami akan menempuh perjalanan 790 km selama 10 jam menuju Surabaya non-stop. Masih sama dengan road trip kami sebelumnya, kami menggunakan mobil berjenis SUV; TOYOTA RUSH. Ban menggunakan MICHELIN PRIMACY 3 ST dengan ukuran agak sedikit lebih lebar daripada ukuran bawaan pabriknya yaitu 225/60R17.Â
Isi bensin dengan Pertamax, agar mudah ditemui di banyak SPBU di berbagai Kota ataupun daerah. Putra sulung saya duduk di kursi belakang sebelah kiri, dan si bungsu di Carseat yang sudah saya pasangkan di kursi belakang sebelah kanan. Istri saya; Diana duduk di depan. Saya mengemudi. Atur trip B pada odometer ke angka nol, masukkan tuas persneling ke "D" dan tekan pedal gas dengan lembut. Perjalanan kami pun dimulai...
Keamanan dan kenyaman kami sekeluarga adalah prioritas utama. Untuk itu saya sudah mempersiapkan perencanaan berhenti di Rest area mana saja untuk makan siang, isi bensin dan ngopi. Selanjutnya bisa saja ada pemberhentian tak terduga semisal ada yang ingin buang air atau si kecil harus ganti diapers. Ini semata-mata dilakukan agar perjalanan efektif dan efisien. Bukannya mau buru-buru. Namun kebanyakan berhenti untuk urusan yang tidak perlu juga bisa mempengaruhi mood driver ataupun penumpang. Semisal berhenti untuk beli cemilan di Rest area KM 19. Kemudian berhenti lagi di KM 39 untuk beli kopi. Sebaiknya tuntaskan semuanya dalam sekali berhenti; isi bensin, isi e-toll, beli cemilan sehat, buang air kecil dan lain-lain. Nantinya jika harus berhenti lagi adalah untuk yang urgent saja.
Tol Trans Jawa mulus dan sebagian besar concrete. Asphalt nya cuma sedikit. Tanpa terasa, Toyota Rush sudah melaju 140 km per hour (kph). Tetap nyaman, namun dalam kecepatan segitu indicator fuel economy mengindikasikan pemakaian bensin tidak terlalu efisien. Jika tidak terlalu buru-buru, sebaiknya dibawah angka 120 kph. Pemakaian bensin lebih efisien, dan juga kita lebih mudah mengantisipasi apabila terjadi sesuatu yang sifatnya emergency.
Pemandangan Gunung Ceremai, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Lawu, Gunung Kelud dan masih banyak lagi menghiasi keindahan perjalanan melewati Tol Trans Jawa. Kami berhenti untuk makan dan isi bensin di Rest area KM 57 dan KM 379. Ketika isi dengan Pertamax, odometer  menunjukkan bahwa kami sudah jalan 416 km sejak isi bensin pertama di Bintaro malam sebelumnya, dan indicator bensin masih menyisakan 2 Bar. Total bayar Tol adalah IDR 727,500.
Keesokan harinya Minggu tgl 30 Juni 2019 kami bertemu dengan sepupu saya; @glennrozanno dan istrinya; @meitypiris. Keduanya merupakan MC kelas wahid dan Radio Star di Surabaya. Terkenal se-Jawa Timur. Kami makan siang Bersama dan excited mendengar bahwa mereka juga akan ke Bali besok naik pesawat terbang.