Mohon tunggu...
Andrean Maesa
Andrean Maesa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Saya adalah mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Anthony Giddens

9 November 2022   20:47 Diperbarui: 9 November 2022   20:57 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama: Andrean Maesa Darmiz

NIM: 1405621043

Pendidikan Sosiologi B

 

Anthony Giddens

Anthony Giddens adalah seorang sosiolog dan filsuf kontemporer yang lahir di London Utara pada 18 Januari 1938. Giddens diangkat sebagai Dosen di Universitas Leicester pada tahun 1961 dan Sosiologi di Universitas Cambridge pada tahun 1969. Pada tahun 1985 Giddens menjadi Profesor Sosiologi di Universitas Cambridge. Giddens juga merupakan Anggota Kehormatan King's College London, LSE Chancellor pada tahun 1997, pendiri Polity Press dan penasihat Tony Blair. Tulisan-tulisan Giddens menggabungkan pemikiran klasik dengan kepekaan terhadap isu-isu teori sosial kontemporer. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah The Third Way, sebuah buku yang menarik perhatian Gerhard Schroeder (Kanselir Jerman) dan Tony Blair (Perdana Menteri Inggris).

Salah satu sosiolog yang ditentang Giddens adalah Karl Marx. Baginya, Marx secara keliru memandang perubahan dari masyarakat kapitalis ke masyarakat sosialis sebagai membawa perubahan mendasar dalam struktur sosial masyarakat, dengan demikian membawa keadilan bagi para pekerja. Memang, menurut Giddens, masyarakat sosialis masih akan membuat pekerja di bawah kendali teknokrat dan partai. Di samping pernyataan ini, Giddens juga melukiskan gambaran empiris tentang bagaimana pemikiran Marx menjadi usang di awal abad kedua puluh dengan runtuhnya Uni Soviet sebagai negara yang menerapkan sistem sosialis, yang ia bandingkan dengan Jerman dan Jepang. masih bertahan. Di mata Giddens, pandangan Marx tentang sejarah masyarakat secara umum juga salah. Selain itu, pandangan dan teori kelas Marx yang terlalu bias terhadap determinisme ekonomi dianggap tidak mampu menjelaskan tidak hanya dominasi rasial dan eksploitasi seksual, tetapi juga berbagai fenomena politik.

Selain Marx, ia mengkritik pemikiran Parsons dan menentang gagasan Parsons bahwa sistem memiliki kebutuhan. Bagi Giddens, ia menentang model ini karena hanya manusia yang memiliki kebutuhan, dan fungsionalisme menekankan konsekuensi dari fenomena sosial yang tidak diinginkan.Giddens kali ini berpikir bahwa pandangan dunia lebih dekat dengan Weber daripada Marx. Karena sejarah adalah realitas yang agak kompleks, yang hanya dapat dipahami dengan cara analitis dan kepentingan teoretis. Oleh karena itu, ilmu-ilmu sosial tidak boleh dipandang sebagai ilmu-ilmu alam, melainkan sebagai sesuatu yang sangat berbeda dan unik. Menurutnya, konsep Weber tentang kekuasaan dan kontrol adalah konsep relasional, di mana sumber daya diambil dari satu pihak ke pihak lain.

Agen vs Struktur

Agen adalah aktor, tindakan, aktor yang terkait dengan aktor (individu) yang memiliki sifat refleksivitas dan akuntabilitas, dan yang memproduksi dan mereproduksi tindakan aktor. Saya memiliki pengetahuan untuk melakukannya. Struktur adalah aturan dan sumber daya yang muncul dari praktik sosial dan membentuk iterasi dari praktik sosial. Struktur tidak hanya menetapkan batasan (aturan), tetapi juga memberdayakannya (sumber daya). Menurut Giddens, bidang dasar penelitian ilmu sosial teoretis terstruktur adalah praktik sosial yang diorganisir melintasi ruang dan waktu, daripada pengalaman aktor individu atau bentuk unit sosial tertentu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun