Kenapa Ramainya Stand Pameran Jarang Berujung Closing Nyata
Di setiap mal besar, pameran properti seolah sudah jadi bagian dari dekorasi mingguan. Ada booth megah, tim marketing berseragam, brosur tebal, dan maket besar yang menyita perhatian.
Buat pengunjung, ini terlihat keren "wah, proyek baru lagi nih."
Buat manajemen, pameran jadi bukti konkret kalau tim marketing "bergerak."
Tapi buat orang lapangan yang benar-benar tahu dinamika penjualan, semuanya gak semudah itu.
Pameran sering kali lebih banyak menghasilkan database kosong daripada transaksi nyata.
Yang sering terjadi justru kebalikannya: energi terkuras, biaya promosi membengkak, tapi closing masih nihil.
Dan kalau ada satu dua penjualan terjadi di lokasi, sering kali itu pun karena kebetulan prospek memang sudah siap beli dari jauh hari, bukan karena pengaruh langsung dari event.
"Closing On The Spot"? Mimpi Indah yang Jarang Terjadi
Buat sales yang masih baru, pameran sering dikira ajang emas untuk "closing cepat."
Padahal, kenyataannya jarang sekali ada pembeli yang benar-benar datang ke pameran lalu langsung transaksi tunai di tempat.
Kalau pun ada, itu lebih ke anomali bukan pola yang bisa diandalkan.
Sementara di balik itu, biaya operasionalnya luar biasa besar.
Sewa booth bisa puluhan hingga ratusan juta rupiah. Belum lagi biaya cetak materi promosi, dekorasi, seragam, makan siang tim, overtime, dan transportasi logistik.
Kalau dihitung realistis, satu event bisa menelan biaya setara gaji 2-3 sales selama beberapa bulan.
Jadi, kalau diukur dari sisi ROI (Return on Investment), hasilnya hampir pasti minus.
Tapi lucunya, event tetap jalan terus. Kenapa? Karena di banyak perusahaan properti, pameran bukan lagi soal hasil, tapi soal gengsi dan kebiasaan.
Ritual Lama yang Sulit Ditinggalkan
Pameran udah seperti tradisi turun-temurun di dunia properti.
Bukan karena terbukti efektif, tapi karena dianggap "harus ada."
Buat manajemen, pameran jadi bentuk eksistensi perusahaan. Ada foto-foto dokumentasi, booth besar, maket rapi, tim ramai semuanya terlihat sibuk.