Mohon tunggu...
Andita Aghatia
Andita Aghatia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Urban and Regional Planning Student at Sebelas Maret University (UNS)

An undergraduate student majoring in Urban and Regional Planning, who's interested in spatial planning, environment, social and also transportation. I like opinions and am interested in issues and new things.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyulap Permukiman Kumuh Menjadi Oasis Solidaritas: Kisah Sukses Modal Sosial dalam Mengatasi Permukiman Kumuh RW 16 Semanggi, Solo

4 Februari 2024   12:13 Diperbarui: 4 Februari 2024   12:15 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Survei Data Primer Penulis

Di tengah gemerlapnya Kota Solo sebagai pusat kehidupan metropolitan Solo Raya, kisah yang memikat dan inspiratif muncul dari RW 16 Semanggi, Solo. Meskipun berada di tengah kota besar, keunikan yang mencolok di sini adalah minimnya sifat individualisme sebagaimana karakteristik masyarakat perkotaan pada umumnya. Di RW 16 Semanggi, solidaritas dan kekeluargaan menjadi pilar utama yang membentuk komunitas yang kuat. Melihat lebih dekat, sulit untuk membayangkan bahwa daerah ini awalnya merupakan permukiman kumuh yang kini berubah menjadi lingkungan yang sangat nyaman. Transformasi ini tidak hanya mencakup perubahan fisik tetapi juga mendasari pergeseran pola hidup yang mewujudkan kehidupan yang harmonis.

Transformasi yang dipicu karenakan adanya praktik urban farming yang melibatkan seluruh masyarakat, mempercantik seluruh lingkungan sekitar. Inisiatif ini tidak hanya muncul sebagai proyek individual, melainkan sebagai hasil kolaborasi yang solid antara berbagai elemen masyarakat. Ketua RW 16, Pak Suyono menjadi pionir dalam memulai gerakan ini, menciptakan pola berkelanjutan yang melibatkan partisipasi aktif dari penduduk setempat. Keberhasilan urban farming ini tidak hanya berkat inisiatif warga, tetapi juga berkat peran penting Kelompok Wanita Tani (KWT) yang memberikan dukungan teknis dan sosial.

Sumber: Survei Data Primer Penulis
Sumber: Survei Data Primer Penulis

Selain KWT, berbagai kelompok seperti Karang Taruna, PKK, Posyandu, dan bahkan Bank Sampah turut serta membentuk sinergi yang kuat. Masing-masing kelompok membawa kontribusi uniknya, menciptakan suatu ekosistem sosial yang memperkaya keberagaman kegiatan dan pengetahuan dalam masyarakat. 

Ketua RW 16 Semanggi, Pak Suyono gigih dalam membangun kesadaran masyarakat. "Saya memiliki pendekatan khusus yang diterapkan untuk mendorong partisipasi dan kesadaran masyarakat," Imbuhnya.

Dengan inisiatifnya, wilayah yang dahulunya dikenal sebagai permukiman kumuh telah mengalami metamorfosis menjadi kawasan yang hijau, sehat, bahkan meraih berbagai penghargaan. Inisiatif urban farming ini bukan hanya memperindah lingkungan, tetapi juga menciptakan modal sosial yang solid dan berkelanjutan di dalam masyarakat RW 16 Semanggi, Solo. Dari kegiatan urban farming tersebut memicu kegiatan - kegiatan sosial baru yang mempererat solidaritas masyarakat yang ada, menciptakan sebuah komitmen bersama yang dikemas dalam 11 inovasi Kampung Germas RW 16 Semanggi, Solo.

Sumber: Survei Data Primer Penulis
Sumber: Survei Data Primer Penulis

Dalam konteks ini, modal sosial memainkan peran kunci dalam membangun fondasi komunitas yang kokoh. Penduduk RW 16 Semanggi tidak hanya merasakan manfaat fisik dari perubahan tersebut, tetapi juga merasakan kesejahteraan sosial yang berkembang. Interaksi yang lebih erat dan saling mendukung antarwarga menciptakan lingkungan yang ramah dan penuh kepedulian. Keberhasilan mengubah permukiman kumuh menjadi komunitas yang solid di RW 16 Semanggi, Solo, menyoroti pentingnya modal sosial dalam mengatasi berbagai tantangan saat ini. Terima Kasih warga RW 16 Semanggi, Solo atas pembelajaran berharganya!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun