Pernahkah kita mengumpat saat datangnya hujan? Merasa hujan sebagai penghalang di tengah aktivitas mendatang?
Atau kita pernah merasa hujan sebagai ancaman dalam kehidupan? Pernahkah kita merasa bahwa hujan sungguh menyebalkan?
Menghalangi kita sejenak dari aktivitas yang sangat kita inginkan? Pernahkah juga kita merasa bahwa hujan adalah anugrah yang Tuhan berikan?
Membawa banyak penghidupan bagi sebagian orang? Jawabannya tergantung dari sudut pandang dan pemaknaan bukan?
Bagaimana kita melihat hujan, di situlah kita dihadirkan dua sudut pandang dalam kehidupan.
Sudut pandang yang terkadang membuat kita merasa bahwa hidup tidak berkeadilan, atau justru sudut pandang yang membuat kita semakin berkembang.
Belajar dari hujan, justru bukan hujan itu sendiri yang membuat “sulit” kehidupan.
Hujan pada dasarnya hanyalah sekumpulan air yang turun ke permukaan, sebelum kita memberi pemaknaan.
Pemaknaan yang justru membawa kita pada dua jalur pilihan. Pilihan yang terkadang membawa tantangan, atau justru kemudahan.
Jika kita mengambil analogi hujan sebagai sebuah peristiwa, di situlah kita dapat melihat dua irisan kehidupan. Duka atau bahagia sangat nyata terpampang.