Sampai saat ini masalah sampah masih menjadi salah satu  permasalahan yang dihadapi masyarakat di Kabupaten Bogor. Tingginya populasi penduduk di wilayah ini berbanding lurus dengan jumlah produksi sampah yang dihasilkan. Di antara beberapa jenis sampah, sampah plastik  merupakan salah satu jenis sampah yang paling banyak dihasilkan oleh rumah tangga setelah sampah organik. Sampah  jenis ini merupakan sampah yang sangat sulit terurai karena membutuhkan waktu berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus tahun untuk terurai dengan sempurna.Â
Peliknya permasalahan terkait sampah plastik yang tak kunjung usai ini pada akhirnya membuat salah seorang warga di Desa Cibanteng, Kabupaten Bogor tergerak untuk menyelesaikan permasalahan sampah plastik dan memberikan kontribusi untuk lingkungan di sekitarnya. Berangkat dari keinginan tersebut, Mukhlis bertekad untuk memanfaatkan segala sumber daya yang ia miliki mulai dari keterampilan, pengalaman, serta pengetahuan yang dimiliki untuk membuat sebuah terobosan baru yang bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan sekitar juga membuat sampah ini memiliki nilai jual.Â
Pada tahun 2020, Mukhlis membentuk sebuah usaha yang bergerak di bidang pengelolaan sampah plastik  yang kemudian ia beri nama UMKM Bengkel Alam. Penamaan Bengkel Alam memiliki makna bahwa pengelolaan sampah plastik yang dilakukan bermodalkan pada bakat-bakat pengetahuan alam yang dimiliki oleh rekan-rekan UMKM Bengkel Alam. Adapun produk-produk yang dihasilkan dari usaha ini antara lain produk ecobrick dan paving block sebagai produk konstruksi.
Awalnya Mukhlis melakukan sebuah percobaan untuk membuat paving block. Sampah plastik akan dibakar dengan suhu tertentu yang dan akhirnya akan menghasilkan pasta plastik. Pasta inilah yang kemudian akan dicetak, dikeringkan dan akhirnya menghasilkan paving block. Dari banyaknya trial and error yang dilakukan, akhirnya Mukhlis berhasil mendapatkan formula yang tepat untuk dapat memproduksi sebuah paving block berbahan dasar plastik. Dalam wawancara yang dilakukan bersama mahasiswa IPB University (15/02/23), Mukhlis mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil uji laboratorium paving blok yang ia produksi dua kali lebih kuat jika dibandingkan dengan paving block berbahan dasar beton.Â
Adanya potensi  dalam pengelolaan sampah plastik membuat Mukhlis tergerak untuk mengajak seluruh warga Desa Cibanteng untuk dapat berperan aktif dan berkontribusi dalam program ini. RW 8 dan RW 10 merupakan kelompok masyarakat yang turut melakukan aksi pengelolaan sampah dalam hal pengadaan bahan baku produksi. Masyarakat di wilayah tersebut bertugas mengumpulkan sampah plastik yang diperoleh dari aktivitas rumah tangga yang kemudian dijual ke UMKM Bengkel Alam seharga Rp10.000/Kg untuk sampah plastik yang telah dicacah dan sampah plastik yang masih dalam kondisi utuh dihargai sebesar Rp400/Kg.Â
Kerja sama yang dilakukan antara Bengkel Alam dan Beberapa rumah tangga di Desa Cibanteng dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terkait keberadaan sampah plastik di lingkungan sekitarnya. Masyarakat mulai menyadari bahwa sampah plastik yang tidak berharga ternyata dapat memiliki nilai jual. Selain bekerja sama dengan masyarakat di Desa Cibanteng, UMKM ini juga bekerja sama dengan beberapa warung yang bersedia menyetorkan sampah plastiknya ke UMKM Bengkel Alam. Harapan Mukhlis semoga ke depannya semakin banyak pihak yang tertarik bekerja sama dalam pengelolaan sampah plastik di Kabupaten Bogor.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H