Celabukkkk, terdengar suara durian jatuh.
''Andi ambek ah degian dilembak pondok tadi ade muni e, (Andi ambillah durian tadi ada suara nya), terang bapaku dari atas pondok ditengah kebun durian.Â
Angin malam menusuk ketulang, hujan rintik-rintik ditambah suara jangkrik membuat rasa nyaman ketika sedang begadang menunggu durian jatuh.Â
''au bak(iya pak), sahutku kepada bapak yang barusan membangunkan tidurku.Â
Aku langsung bergegas menuju kelokasi durian jatuh, Â OBOR untuk penerangan pisau untuk jaga-jaga dan keranjang untuk tempat durian sudah kusiapkan.Â
Bolak balik, lirik kanan kiri belum juga keliatan durian yang tadi dibilang bapak ada jatuh, karena hampir 15 menit belum juga dapat duriannya aku memutuskan langsung kembali kepondok/rumah dikebon.Â
''katek bak (gak ada pak) '' aku menyampaikan kejadian ini kepada bapaku.Â
''yak udem men katek( ya udah kalau gak ada) Â dengan nada agak kecewa yang terdengar dari suara bapaku.Â
''Aneh tapi masih penasaran menyelimuti pikiranku, sambil menghidupkan Api unggun dibawah pondok dan membuat segelas kopi campur durian, lezatttt yummyyy, membuat mata terus melek.Â
''Prapas pas Celabukkkk, bunyi suara durian jatuh, Â kali aku sendiri yang mendengar suara durian jatuh, Â dari suaranya tidak jauh dari pondok tapi bersebelahan langsung dengan hutan dan pohon bambu hutan.Â
''ragu dan takut'' menghampiri pikiran mengingat durian yang jatuh dekat dengan pohon bambu yang juga hutan dengan pohon-pohon ukuran besar.Â