Mohon tunggu...
andika muhammad nuur
andika muhammad nuur Mohon Tunggu... direktur krapyak peduli sampah

konten tentang bagaimana pondok pesantren menyelesaikan permasalahan sampah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Andika Muhammad Nuur dari Krapyak Peduli Sampah Menjadi Narasumber di Pondok Pesantren Al-Imdad

4 Oktober 2025   11:30 Diperbarui: 4 Oktober 2025   11:12 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pemamparan Materi (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)

Dalam refleksinya, Andika Muhammad Nuur menegaskan bahwa gerakan lingkungan di pesantren harus dimulai dari kesadaran spiritual. Santri bukan hanya pelajar agama, tetapi juga calon pemimpin yang bertanggung jawab menjaga bumi.

“Santri itu penjaga ilmu dan penjaga bumi. Ketika mereka belajar mengelola sampah, sebenarnya mereka sedang belajar menjaga amanah Allah,” jelasnya.

Ia menambahkan, nilai-nilai keagamaan seperti thaharah (kesucian), amanah (tanggung jawab), dan ihsan (berbuat terbaik) harus menjadi dasar dari setiap aktivitas lingkungan di pesantren. Dengan landasan nilai itu, pengelolaan sampah tidak lagi dipandang sebagai beban, melainkan sebagai bagian dari amal shaleh.

Sinergi dan Harapan ke Depan

Keberhasilan Pondok Pesantren Al-Imdad mengadopsi sistem Krapyak Peduli Sampah menjadi inspirasi bagi pesantren lain di wilayah Bantul dan sekitarnya. Beberapa pesantren mulai menyatakan minat untuk belajar langsung ke Al-Imdad maupun KPS.

Melihat perkembangan ini, Andika berharap muncul gerakan lebih luas di kalangan pesantren untuk membangun “ekosistem hijau berbasis nilai pesantren.” Menurutnya, jika setiap pesantren memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik, dampaknya tidak hanya pada kebersihan lingkungan, tetapi juga pada pembentukan karakter santri yang peduli, mandiri, dan disiplin.

“Kalau pesantren bisa mengelola sampahnya sendiri, artinya pesantren juga sudah ikut menjaga bumi. Ini bukan hanya gerakan lingkungan, tapi gerakan peradaban,” tutur Andika menutup sesi diskusi.

Penutup

Kegiatan Krapyak Peduli Sampah di Pondok Pesantren Al-Imdad menjadi salah satu bukti nyata bahwa gerakan kebersihan dan pengelolaan lingkungan bisa tumbuh dari pesantren. Apa yang dimulai dari Pondok Krapyak kini menjalar menjadi inspirasi di banyak tempat.

Dengan semangat “Nek ora iso ngresiki, ojo ngregeti”, KPS terus berkomitmen menyebarkan nilai-nilai kepedulian lingkungan sebagai bagian dari ibadah. Keberhasilan Al-Imdad dalam mengadopsi sistem KPS adalah cermin bahwa perubahan itu mungkin, selama dilakukan dengan kesungguhan, ilmu, dan ketulusan hati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun