Mohon tunggu...
andika muhammad nuur
andika muhammad nuur Mohon Tunggu... direktur krapyak peduli sampah

konten tentang bagaimana pondok pesantren menyelesaikan permasalahan sampah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kunjungan Tamu dari Lombok Pelajari Sistem Pemilahan Sampah di Krapyak Peduli Sampah

4 Oktober 2025   08:07 Diperbarui: 4 Oktober 2025   08:07 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi kunjungan (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)

Pada tanggal 6 Januari 2025, Krapyak Peduli Sampah (KPS) kembali mendapat tamu istimewa. Kali ini, kunjungan datang dari rombongan tamu asal Lombok, yang secara khusus ingin meninjau dan mempelajari sistem pemilahan dan pengolahan sampah mandiri yang telah berhasil diterapkan di lingkungan Pondok Pesantren Krapyak yayasan Ali Maksum, Yogyakarta.

Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya berbagi ilmu dan pengalaman antar daerah tentang bagaimana pesantren dapat menjadi pelopor pengelolaan sampah berbasis nilai agama dan budaya. Para tamu dari Lombok mengaku tertarik dengan KPS setelah mendengar berbagai pemberitaan tentang keberhasilannya menurunkan volume sampah dari dua ton per hari menjadi hanya sekitar seratus kilogram per hari melalui sistem pengelolaan yang rapi, disiplin, dan terintegrasi.

Dalam kunjungan tersebut, Andika Muhammad Nuur, selaku Direktur Krapyak Peduli Sampah, menyambut dengan hangat dan langsung memandu peninjauan lapangan. Ia menjelaskan bahwa di KPS, sampah tidak hanya dipandang sebagai limbah, melainkan juga sebagai potensi. Setiap jenis sampah memiliki nilai manfaat bila dikelola dengan cara yang tepat.

Para tamu diperkenalkan dengan tahapan pemilahan sampah di KPS yang terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu sampah organik, anorganik, dan residu. Sampah organik seperti sisa makanan dan daun dikumpulkan untuk diolah menjadi kompos dan biogas, sedangkan sampah anorganik seperti plastik dan logam dipilah kembali menjadi bahan daur ulang yang bisa dijual atau dimanfaatkan sebagai kerajinan. Sementara itu, residu yang benar-benar tidak bisa diolah dikurangi semaksimal mungkin agar tidak menumpuk di tempat pembuangan akhir.

Dokumentasi kunjungan (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Dokumentasi kunjungan (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Selain memperlihatkan proses teknis, Andika juga menekankan aspek pendidikan karakter dan kesadaran lingkungan yang ditanamkan kepada santri. "Kami selalu mengingat pesan KH Ali Maksum: Nek ora iso ngresiki, ojo ngregeti --- kalau tidak bisa membersihkan, jangan mengotori. Dari pesan itu lahir semangat untuk bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan," ujar Andika dalam sesi dialog.

Para tamu dari Lombok tampak antusias dan banyak bertanya, mulai dari mekanisme penegakan disiplin kebersihan santri, pengelolaan sampah di dapur pesantren, hingga cara melibatkan masyarakat sekitar. Mereka mengaku kagum dengan sistem manajemen yang berjalan di KPS, karena tidak hanya menekankan pada teknis pengolahan, tetapi juga membangun kesadaran kolektif bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari ibadah.

Menutup kunjungan, para tamu menyampaikan apresiasi dan rencana untuk mengadopsi model pengelolaan sampah ala Krapyak di daerah mereka. Mereka berharap dapat meniru semangat "sampah hari ini, selesai hari ini" yang diterapkan KPS.

Kunjungan ini tidak hanya memperkuat jejaring antar daerah dalam upaya pengelolaan sampah, tetapi juga menjadi bukti bahwa pesantren bisa menjadi pusat inovasi lingkungan. Melalui pendekatan yang spiritual, sosial, dan praktis, Krapyak Peduli Sampah terus menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang baik berawal dari niat yang bersih dan hati yang peduli.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun