Mohon tunggu...
andika muhammad nuur
andika muhammad nuur Mohon Tunggu... direktur krapyak peduli sampah

konten tentang bagaimana pondok pesantren menyelesaikan permasalahan sampah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Krapyak Peduli Sampah Raih Penghargaan "The Best Program Pondok Pesantren Penggerak Lingkungan" dari IPNU dan IPPNU PWNU DIY

1 Oktober 2025   18:05 Diperbarui: 1 Oktober 2025   18:05 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Acara Penghargaan dari IPNU dan IPPNU DiY (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)

Yogyakarta, 27 Oktober 2024 menjadi hari yang bersejarah bagi Krapyak Peduli Sampah (KPS). Dalam acara yang digelar oleh Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) PWNU DIY di Kampung Mataraman, Yogyakarta, KPS didapuk menjadi pembicara sekaligus menerima penghargaan bergengsi sebagai "The Best Program Pondok Pesantren Penggerak Lingkungan."

Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas komitmen dan konsistensi Krapyak Peduli Sampah dalam mengelola lingkungan, khususnya di basis pondok pesantren. KPS dianggap sukses membangun model pengelolaan sampah yang tidak hanya efektif, tetapi juga menginspirasi banyak pihak, mulai dari kalangan pesantren, masyarakat, hingga perguruan tinggi.

Krapyak Peduli Sampah: Dari Krisis Menjadi Inspirasi

Dokumentasi Acara Penghargaan dari IPNU dan IPPNU DiY (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Dokumentasi Acara Penghargaan dari IPNU dan IPPNU DiY (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Krapyak Peduli Sampah lahir dari keresahan akan banyaknya sampah yang menumpuk di Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum. Produksi sampah yang dulunya mencapai 2 ton per hari kini berhasil ditekan hingga tersisa sekitar 100 kilogram per hari saja. Prinsip yang mereka pegang sederhana namun kuat: "sampah hari ini selesai hari ini."

Dokumentasi Acara Penghargaan dari IPNU dan IPPNU DiY (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Dokumentasi Acara Penghargaan dari IPNU dan IPPNU DiY (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Di bawah kepemimpinan Andika Muhammad Nuur sebagai Direktur, KPS tidak hanya menata sampah secara teknis, tetapi juga membangun kesadaran kolektif. Pengelolaan sampah dilakukan dari hulu hingga hilir---mulai dari mengurangi timbulan sampah, memilah organik dan anorganik, hingga mengolahnya menjadi produk bermanfaat seperti kompos, eco-enzyme, biogas, dan kerajinan kreatif.

Inovasi inilah yang kemudian mengantarkan KPS menjadi contoh nyata bahwa pesantren bisa menjadi pusat gerakan lingkungan hidup.

Menjadi Pembicara di Acara IPNU-IPPNU DIY

Dalam acara yang diselenggarakan oleh IPNU dan IPPNU PWNU DIY di Kampung Mataraman, Yogyakarta, serta dihadiri ratusan pelajar, santri, dan pengurus NU DIY, Krapyak Peduli Sampah mendapat kesempatan untuk berbagi pengalaman.

Dokumentasi Acara Penghargaan dari IPNU dan IPPNU DiY (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Dokumentasi Acara Penghargaan dari IPNU dan IPPNU DiY (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Andika Muhammad Nuur, Direktur KPS, menjelaskan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya soal teknis, tetapi juga soal nilai.

"Bagi kami, mengelola sampah adalah bagian dari ibadah. Islam mengajarkan kebersihan, dan menjaga bumi adalah amanah. Maka pesantren punya peran strategis untuk menjadi motor penggerak lingkungan," ungkap Andika di hadapan peserta.

Para peserta tampak antusias, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan seputar cara memulai pengelolaan sampah mandiri di pesantren atau komunitas masing-masing. Diskusi yang berlangsung hangat di Kampung Mataraman tersebut memperlihatkan bahwa kepedulian lingkungan semakin tumbuh di kalangan pelajar NU.

Penghargaan The Best Program

Dokumentasi Acara Penghargaan dari IPNU dan IPPNU DiY (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Dokumentasi Acara Penghargaan dari IPNU dan IPPNU DiY (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Puncak acara ditandai dengan penyerahan penghargaan "The Best Program Pondok Pesantren Penggerak Lingkungan" kepada Krapyak Peduli Sampah. Penghargaan ini menjadi bukti pengakuan publik atas kerja keras yang telah dilakukan.

Ketua PW IPNU-IPPNU DIY dalam sambutannya menyatakan bahwa KPS layak mendapatkan penghargaan ini karena terbukti konsisten, inovatif, dan inspiratif. "Krapyak Peduli Sampah menunjukkan bahwa pesantren bukan hanya tempat belajar agama, tetapi juga bisa menjadi pusat solusi lingkungan. Inilah wajah Islam rahmatan lil 'alamin," katanya.

Harapan dan Langkah ke Depan

Menerima penghargaan ini, Andika Muhammad Nuur menegaskan bahwa KPS tidak ingin berhenti pada apresiasi semata. Justru penghargaan ini menjadi motivasi untuk meluaskan gerakan. Ia berharap model pengelolaan sampah di KPS bisa direplikasi oleh pesantren lain, sehingga lahir jaringan pesantren peduli lingkungan di seluruh Indonesia.

"Ini bukan soal siapa yang terbaik, tapi soal bagaimana kita bisa bergerak bersama. Kalau setiap pesantren punya gerakan kecil, dampaknya bagi bumi akan sangat besar," ujar Andika.

Penutup

Dokumentasi Acara Penghargaan dari IPNU dan IPPNU DiY (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Dokumentasi Acara Penghargaan dari IPNU dan IPPNU DiY (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Penghargaan dari IPNU-IPPNU PWNU DIY pada 27 Oktober 2024 ini menjadi tonggak penting bagi perjalanan Krapyak Peduli Sampah. Sebagai pembicara sekaligus penerima penghargaan, KPS membuktikan bahwa pesantren mampu menjadi laboratorium hidup bagi pendidikan lingkungan.

Dengan konsistensi, inovasi, dan nilai religius yang kuat, KPS telah menunjukkan bahwa menjaga bumi adalah bagian dari merawat iman dan kemanusiaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun