Yogyakarta, 27 Oktober 2024 menjadi hari yang bersejarah bagi Krapyak Peduli Sampah (KPS). Dalam acara yang digelar oleh Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) PWNU DIY di Kampung Mataraman, Yogyakarta, KPS didapuk menjadi pembicara sekaligus menerima penghargaan bergengsi sebagai "The Best Program Pondok Pesantren Penggerak Lingkungan."
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas komitmen dan konsistensi Krapyak Peduli Sampah dalam mengelola lingkungan, khususnya di basis pondok pesantren. KPS dianggap sukses membangun model pengelolaan sampah yang tidak hanya efektif, tetapi juga menginspirasi banyak pihak, mulai dari kalangan pesantren, masyarakat, hingga perguruan tinggi.
Krapyak Peduli Sampah: Dari Krisis Menjadi Inspirasi
Inovasi inilah yang kemudian mengantarkan KPS menjadi contoh nyata bahwa pesantren bisa menjadi pusat gerakan lingkungan hidup.
Menjadi Pembicara di Acara IPNU-IPPNU DIY
Dalam acara yang diselenggarakan oleh IPNU dan IPPNU PWNU DIY di Kampung Mataraman, Yogyakarta, serta dihadiri ratusan pelajar, santri, dan pengurus NU DIY, Krapyak Peduli Sampah mendapat kesempatan untuk berbagi pengalaman.
"Bagi kami, mengelola sampah adalah bagian dari ibadah. Islam mengajarkan kebersihan, dan menjaga bumi adalah amanah. Maka pesantren punya peran strategis untuk menjadi motor penggerak lingkungan," ungkap Andika di hadapan peserta.
Para peserta tampak antusias, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan seputar cara memulai pengelolaan sampah mandiri di pesantren atau komunitas masing-masing. Diskusi yang berlangsung hangat di Kampung Mataraman tersebut memperlihatkan bahwa kepedulian lingkungan semakin tumbuh di kalangan pelajar NU.
Penghargaan The Best Program
Ketua PW IPNU-IPPNU DIY dalam sambutannya menyatakan bahwa KPS layak mendapatkan penghargaan ini karena terbukti konsisten, inovatif, dan inspiratif. "Krapyak Peduli Sampah menunjukkan bahwa pesantren bukan hanya tempat belajar agama, tetapi juga bisa menjadi pusat solusi lingkungan. Inilah wajah Islam rahmatan lil 'alamin," katanya.
Harapan dan Langkah ke Depan
Menerima penghargaan ini, Andika Muhammad Nuur menegaskan bahwa KPS tidak ingin berhenti pada apresiasi semata. Justru penghargaan ini menjadi motivasi untuk meluaskan gerakan. Ia berharap model pengelolaan sampah di KPS bisa direplikasi oleh pesantren lain, sehingga lahir jaringan pesantren peduli lingkungan di seluruh Indonesia.
"Ini bukan soal siapa yang terbaik, tapi soal bagaimana kita bisa bergerak bersama. Kalau setiap pesantren punya gerakan kecil, dampaknya bagi bumi akan sangat besar," ujar Andika.
Penutup
Dengan konsistensi, inovasi, dan nilai religius yang kuat, KPS telah menunjukkan bahwa menjaga bumi adalah bagian dari merawat iman dan kemanusiaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI