Mohon tunggu...
Tulis Ansa
Tulis Ansa Mohon Tunggu... Administrasi - Setiap kesulitan pasti ada kemudahan

Siapapun yang ingin menjadi teman saya dengan cara follow akun ini dengan senang akan saya follow balik 😊 kita sama-sama belajar...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: "Gelang Setan Bule" (Horor Komedi) Part 5

27 September 2020   00:20 Diperbarui: 27 September 2020   00:33 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lingkaran Api disekeliling kami terasa membesar ketika Pria tua itu datang. Ia berjalan di karpet merah tersebut dan duduk disinggasana mewah yang berada ditengah-tengah. Sedangkan pria dan wanita muda itu duduk di bagian kanan dan kiri pria tua tersebut.

Tiba-tiba pria itu menatap kami dengan tajam namun sepertinya mata merah itu tertuju kepadaku, kemudian ia berdiri berjalan perlahan mendekati kami tepat diluar Lingkaran Api, terlihat wanita muda cantik itu mulai menangis.

Pria tua itu pun berkata, "Geef de armband van mijn zoon terug."

Kalimat yang sama didalam mimpiku dan apa yang diucapkan Yudi saat kesurupan. Tiba-tiba ia mengancungkan senapangnya kepada ke arahku.

"Jangan." Teriak wanita cantik bermahkota itu dengan keras tiba-tiba wajah wanita itu berubah menjadi warna merah mengerikan dengan mengeluarkan air mata darah. Ia bisa menggunakan bahasa Indonesia tidak seperi Pria tua itu selalu menggunakan bahasa Asing.
Aku semakin tidak mengerti dengan semua ini apa yang terjadi saat ini, apa kaitannya denganku dan lainnya.

"Orang itu Bilang apa Yas," ucap Doni, ia pun menangis penuh pasrah begitu juga dengan lainnya terlihat seperti pasrah.

"Come down Tissa, Today we will married, I love you, you know that. I promise, I Will make you Happy for my life." Ucap Pria tersebut dengan menggunakan bahasa Inggris.

Aku mengerti maksud pria tersebut. Ia menenangkan wanita tersebut dan menyatakan cinta kepadanya dan membuatnya bahagia.

"Come Down Tissa." Ucap Pria berdasi kupu-kupu itu lagi. Kembali menenangkan wanita tersebut dengan memeluk dekap wanita muda tersebut.

"Tisaa." Nama itu sepertinya pernah aku dengar sebelumnya. Tapi dimana, aku pun berpikir mengingat memori-memoriku yang saat ini tenggelam karna situasi mengerikan ini.

"Als je de armband niet teruggeeft, schiet ik jullie allemaal door het hoofd, drie,.....tweee....." Gertak Pria tua itu dengan lantang sambil menodongkan senapangnya seperti ancaman ingin menembak kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun