Lingkaran Api disekeliling kami terasa membesar ketika Pria tua itu datang. Ia berjalan di karpet merah tersebut dan duduk disinggasana mewah yang berada ditengah-tengah. Sedangkan pria dan wanita muda itu duduk di bagian kanan dan kiri pria tua tersebut.
Tiba-tiba pria itu menatap kami dengan tajam namun sepertinya mata merah itu tertuju kepadaku, kemudian ia berdiri berjalan perlahan mendekati kami tepat diluar Lingkaran Api, terlihat wanita muda cantik itu mulai menangis.
Pria tua itu pun berkata, "Geef de armband van mijn zoon terug."
Kalimat yang sama didalam mimpiku dan apa yang diucapkan Yudi saat kesurupan. Tiba-tiba ia mengancungkan senapangnya kepada ke arahku.
"Jangan." Teriak wanita cantik bermahkota itu dengan keras tiba-tiba wajah wanita itu berubah menjadi warna merah mengerikan dengan mengeluarkan air mata darah. Ia bisa menggunakan bahasa Indonesia tidak seperi Pria tua itu selalu menggunakan bahasa Asing.
Aku semakin tidak mengerti dengan semua ini apa yang terjadi saat ini, apa kaitannya denganku dan lainnya.
"Orang itu Bilang apa Yas," ucap Doni, ia pun menangis penuh pasrah begitu juga dengan lainnya terlihat seperti pasrah.
"Come down Tissa, Today we will married, I love you, you know that. I promise, I Will make you Happy for my life." Ucap Pria tersebut dengan menggunakan bahasa Inggris.
Aku mengerti maksud pria tersebut. Ia menenangkan wanita tersebut dan menyatakan cinta kepadanya dan membuatnya bahagia.
"Come Down Tissa." Ucap Pria berdasi kupu-kupu itu lagi. Kembali menenangkan wanita tersebut dengan memeluk dekap wanita muda tersebut.
"Tisaa." Nama itu sepertinya pernah aku dengar sebelumnya. Tapi dimana, aku pun berpikir mengingat memori-memoriku yang saat ini tenggelam karna situasi mengerikan ini.
"Als je de armband niet teruggeeft, schiet ik jullie allemaal door het hoofd, drie,.....tweee....." Gertak Pria tua itu dengan lantang sambil menodongkan senapangnya seperti ancaman ingin menembak kami.