Mohon tunggu...
Tulis Ansa
Tulis Ansa Mohon Tunggu... Administrasi - Setiap kesulitan pasti ada kemudahan

Siapapun yang ingin menjadi teman saya dengan cara follow akun ini dengan senang akan saya follow balik 😊 kita sama-sama belajar...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Gelang Setan Bule (Horor Komedi) Part 4

26 September 2020   19:23 Diperbarui: 26 September 2020   19:39 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perjalanan masih kami lanjutkan, rasanya semakin lama semakin ada yang aneh, ditepi jalan terdapat bambu yang halus memanjang sepanjang perjalanan.

"Ini jalannya benar atau nggak sih, kok dari tadi kita gak nemu panitia atau posko gitu, mana capek lagi, kakiku pada gatel semua digigit nyamuk." Keluh Doni sambil menggaruk kedua kakinya.

"Benarlah, kamu gak liat warna tali tadi, kalo capek mending pingsan aja palingan nanti kami biarin kamu tidur ditanah sampai subuh." Sahut Juki dengan muka yang sudah mulai emosi lagi. Tiba-tiba....

"Buppp."

Sontak mata kami tertuju kearah belakang, ternyata Yudi pingsan, tersungkur diatas tanah dengan bentuk badannya yang sedikit bulat dan bertubuh pendek seperti Gajah jatuh ditembak Pemburu.

"Nah ada yang pingsan, Kuy Lanjut." Seru Doni dengan mengejek ucapan Juki tadi.

"Doni apaan sih, tolong bantu." Pukasku. Kami semua bergegas menghampiri Yudi.
Badannya sangat dingin, kemudian langsung kami dudukkan dengan memegang kepalanya supaya memudahkan oksigen masuk kedalam tubuhnya.

"Aduh Gimana ni, ditengah hutan lagi, kasih dia minum Her." keluh Juki, sepertinya Yudi kelelahan.

"Tenang saja," Doni mengeluarkan sesuatu di kantungnya ternyata ia mengambil sebuah tisu basah kemudian ia pun memasukkannya kedalam bajunya dengan mengangkat lengan tangan sebelahnya, ia pun menggosokkannya dengan ketiaknya dengan perlahan, sangat menjijikkan.

"Gila kamu Don." Seru Juki, ia pun tergopoh-gopoh menjauh sedangkan Heri mencoba memercikkan air ke muka Yudi berharap ia sadar, namun tidak ada reaksi apapun.

"Stttt, minggir ini pasti manjur." Kemudian Doni pun menempelkannya kehidup Yudi ditengah pingsannya.
Sontak kami semua mual seperti mau muntah, anak itu memang ada saja kelakuannya,beberapa detik kemudian tiba-tiba tangan Yudi bergerak dengan cepat mencekik leherku dengan kuat, sehingga membuatku terbaring ke tanah. Yudi pun mengambil posisi tepat menindih badanku. matanya berubah berwarna merah pekat seperti darah. Sedangkan Heri sedikit menjauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun