Mohon tunggu...
Andi Kurniawan
Andi Kurniawan Mohon Tunggu... mahasiswa

hobi baca buku, sambil rebahan di temani rengginang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pertemuan Pertama di Loby Aloysius

24 September 2025   16:05 Diperbarui: 24 September 2025   16:01 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    Waktu menunjukkan jam tujuh pagi. Di temani dengan hawa dingin yang menyelimuti  membuat seorang gadis cantik tidak mau keluar dari selimutnya. Namanya dian, seorang mahasiswi semester 2 dengan segudang mimpi, makannya dian enggan untuk bangun karena takut mimpinya akan terganggu.  

       Suara alarm dari hp yang sudah di setel dian sudah berbunyi, yang menandakan dian harus segera bangun agar tidak terlambat ke kampus. Namun karena dian adalah gadis yang suka bermimpi dian mengurungkan niatnya untuk bangun dan tidur kembali “huammm, Tidur 5 menit lagi kali ya” ucap nya sambil menguap. Dan ya benar, sang putri kembali meneruskan mimpinya. tak lama suara alarm manual ibu pun berbunyi, “Diannnn Bangun ini sudah jam berapa kamu mau ke kampus atau ga?”, suara itu muncul dari wanita yang memakai daster sambil membawa cucian kotor yang tengah di tentengnya. Dari teriakan ibunya itu, tentu membuat dian kaget “apaan sih ma orang masih jam segini” ucap dian, ibunya pun kembali berteriak “ini sudah jam 07;30 dian, mau nunggu jam berapa lagi?”. Dian yang mulai sadar bahwa dia bangun kesiangan pun langsung melompat dari atas tempat tidur dan melemparkan selimutnya sembari berteriak “kenapa mama ga bangunin diannnn”.      

     Setelah selesai mandi dian dengan tergesa-gesa keluar dari kamarnya, “ma dian berangkat ya” terdengar suara sahutan dari ibunya yang sedang mencuci baju di belakang. Setelah berpamitan dian pun melesat dengan motor Mathic birunya ke kampus, Di perjalanan dian pun harus di hadapkan macetnya Palembang dan harus melewati 2 lampu merah, “aduh kalau gini udah fiks bakal lama nih” ujar dian. Setelah melewati perjalanan dan macetnya Palembang, dian tiba di kampus dan yang pertama tentu dian harus memarkirkan motornya, dian berlari menuju gedung fakultas psikologi dengan tergesa-gesa dan tiba-tiba “brakkkk” dian menabrak seorang pria hingga barang yang di bawa pria tersebut jatuh berantakan, karena dian sudah tidak memiliki waktu lama, maka dian segera membantu pria tersebut memunguti barang yang berserakan dan berulang kali mengucapkan maaf “sorry ya, aku gak sengaja” ucapnya sambil terburu-buru. Dian kemudian pergi tanpa melihat siapa pria yang ia tabrak, Sesampainya di depan kelas dian pun segera masuk dan meminta maaf kepada dosen atas keterlambatan yang ia lakukan, beruntungnya dosen tidak marah tetapi dian tetap dianggap tidak hadir lantaran sudah terlambat melebihi toleransi waktu yang diberikan dosen tersebut.

      2 minggu sudah berlalu.”Clingggg” Notif Whatsapp tiba masuk di Handphone milik dian tepat pukul 07 pagi “selamat pagi” ucapnya, dian yang terbangun karena notifikasi tersebut lalu mengeceknya, dia sedikit bingung dari siapa pesan ini, lantaran nomor baru yang bahkan ia tidak mengenalnya. Dian melihat jam dan waktu menunjukkan pukul 07:15, akhirnya dia kembali berlari ke kamar mandi dan bersiap ke kampus hingga dian lupa untuk membalas pesan tersebut. Mata kuliah ke 2 sudah selesai dan saatnya untuk sang putri ini mengisi perutnya dengan makanan, dian mengajak teman-temannya yaitu oliv, nicen, dan ive untuk makan di kantin. “eh makan apa ya enaknya” ucap dian. “nyeblak yuk” nicen pun nyletuk, “walaupun seblak itu enak tapi jangan kepagian lah, kita makan nasi dulu” ucap dian. “gimana kalau kita beli mie ayam aja, didepan gang katanya ada mie ayam enak lo” oliv memberi ide. Bagus juga itu ya udah ayok ucap dian yang sudah memegangi perut karena sudah sangat lapar.

     Saat dian berblik badan ia menabrak seorang laki-laki, sontak kejadian tersebut membuat ke 3 temannya kaget, ternyata orang yang dian tabrak adalah seorang laki-laki anak akuntansi, laki-laki dengan senyum lesung pipi dan kaca mata bulat itu tersenyum di depan dian. “ehh buset kalo jalan itu liat-liat, gi mana sih” ketus dian dengan kesal, lantaran sudah sangat lapar. Setibanya di tempat mie ayam yang dituju, mereka langsung memesan dan tanpa menunggu lama pesanan pun sampai dan mereka mulai menyantapnya. Di sela-sela makan ive membuka pembicaraan dengan menanyakan “eh lo tau ga si cowok yang lo tabrak tadi” dian pun menjawab “gak tau, siapa emang?”, “dia itu cowok paling terkenal tau di FBA, parasnya ganteng, pinter dan anak basket lagi” ucap ive. “emang iya ya, perasaan tadi gua liat biasa aja orangnya” balas dian. “dasar lo, tipekal cowok lo itu harus gimana sih, perasaan setiap cowo lo bilang biasa semua” ketus ive. Dian pun hanya diam dan melanjutkan makan tanpa menanggapi pertanyaan tersebut.

     Jam menunjukkan pukul 14;10 saat ini dian sudah berada di parkir untuk segera pulang, namun saat dalam perjalanan tiba-tiba ban motornya bocor, dan yang membuat dian panik karena bengkel masih sangat jauh. Dian menepikan motornya sambil clingak-clinguk melihat sekitar “aduh gimana ini, bengkelnya masih jauh banget kalau di paksa bisa rusak bannya nanti” ucap dian dengan bingung. Disela dian berdiri di pinggir jalan, tiba-tiba ada motor yang menepi, sontak hal tersebut membuatnya sedikit kaget. Saat pria itu melepas helmnya, alangkah terkejutnya dian bahwa pria itu adalah anak akuntansi yang sia tabrak pagi tadi. “kenapa?” ucap pria itu. “anu, ban gua bocor, gua bingung nyari bengkel di mana” dian memperjelas. “ohhh, yaudah lo naik motor gua, biar motor lo gua bawa” ucap pria itu, “ehhh, beneran ga papa, gua ga enak sama lo” pertegas dian. Tanpa menjawab pria itu langsung memberikan kunci motornya dan mengambil alih motor dian, pria itu menaiki dengan sedikit mendorong supaya tidak memberikan tekanan agar ban motor dian tetap aman. Dian hanya mengikuti dengan lambat dengan mengendari motor pria itu dari belakang. Sesampainya di bengkel, pria itu langsung mengarahkan motor tersebut untuk di tambal. Dian yang kasihan melihat pria itu cucuran keringat lantas hendak membelikan nya minuman, “ehh sorry banget ya, gua belikan minuman dingin ya” uapnya. “ga usah” balas pria itu. “kalau gitu lo bisa pulang duluan aja, ini juga bentar lagi selesai” minta dian. Akhirnya setelah di bujuk-bujuk oleh dian, pria itu pun pulang, namun sebelum pulang pria itu berkata “kalau sudah sampai di rumah kabari ya”. dian salting bukan kepalang, jantungnya dag-dig-dug kencang dan badannya panas dingin lantaran ini menjadi hal pertama dian dalam hidupnya. Dian hanya mengangguk lantaran masih grogi, dan pria tersebut pergi. Dian memandangi motor pria tersebut hingga tidak terlihat lagi dimatanya. “neng, ini sudah jadi” ucap tukang tambal yang mengagetkan lamunan dian, “aduhhh bapak, saya jadi kaget”.

    Setelah membayar dian langsung kembali kerumah, dan setibanya di rumah, tiba-tiba masuk notifikasi di handphone nya, “udah sampai rumah belum” ucapnya, nomor itu dari adalah nomor yang sama saat pagi itu mengucapkan selamat pagi. Sontak dian senang tidak karuan, ternya pria tersebutlah yang menghubungnya waktu itu. “sudah kok, ngomong-ngomong ini nomor kamu ya?’. Tanya dian. “iyaa” jawab pria tersebut. “thanks you banget ya, maaf udah ngrepotin tadi, bay the way nama kamu siapa?” balas dian, “agung” pria tersebut menjawab, hari sudah berlalu dan sekarang dian sedang ada di kantin bersama teman-temannya. Sambil makan dan bercerita, tiba-tiba pandangannya tertuju disudut kantin, seorang pria dengan lesung pipi dan kaca mata bulat itu sedang memandanginya. ya pria itu adalah agung, dian merasakan hal yang berbeda saat melihat agung “kenapa gua kalo lihat agung jadi salting ya” dian berguman sembari menyendokan makanannya ke mulut.

       Lima bulan sudah berlalu kini agung dan dian semakin dekat, agung kerap mengantar dian ke rumah sepulang kampus, dan dian juga kerap membawakan bekal untuk agung, tetapi kedekatan mereka belum di landaskan status yang jelas lantaran keduanya tidak ada yang menyatakan perasaan.

   “clingg” notifikasi di whatsapp dian berbunyi menandakan bahwa adanya pesan masuk, pesan itu dari agung, “ganti baju, nanti saya jemput jam tujuh malam kita makan di Cafe16”.

Sontak dian kaget bukan lantaran ini sangat mendadak, tetapi karena dian enggan kehilangan momen bersama agung dian pun mengiyakan dan segera mandi. Setalah mandi dian berdandan, dan tak lama pesan whatsapp dari agung masuk dan menginformasikan bahwa dia sudah sampai. Dian langsung turun dan berpamitan dengan ibunya untuk keluar.

     Di tengah perjalanan “ehh mendadak banget, gua gak maksimal nih make up nya” ucap dian. “Lo cantik apa adanya” potong agung yang membuat dian terdiam namun di dalam hatinya dag-dig-dug-dor. Setibanya di cafe yang di tuju, mereka masuk dan memesan makanan, “gi mana kuliahnya” agung membuka pembicaraan, “aman kok” balas dian. “gua langsung ke intinya aja ya, lo mau ga jadi pacar gua, gua capek mendam perasaan ini terus” ucap agung. Lantas dian terbujur kaku setelah mendengar pengakuan ini dari agung, pria yang sejak lama dian suka, ternyata memiliki perasaan yang sama juga terhadapnya. “aakkhhuu maauu” jawab dian sambil bergetar. Pria itu memegang tangannya dan berkata, aku akan selalu ada buat kamu, dan kamu jangan pernah merasa kesepian” ucap agung, “sejak kapan kamu punya rasa ini ke aku?” tanya dian. Dari pertemuan pertama kita di loby aloysius, waktu itu kamu nabrak aku, dan dari situ aku udah jatuh hati sama kamu, aku berusaha nyari tau siapa kamu sampai akhirnya aku berhasil dapat whatsapp kamu dari oliv, jawab agung yang membuat perasaan dian sangat bercampur aduk, bahagia, terharu menjadi satu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun