Uang Hilang karena FOMO: Saatnya Gen Z Melek Risiko Finansial

Di era serba digital, satu konten viral bisa langsung menggerakkan dompet banyak orang. Dari crypto yang katanya "auto cuan," sampai flash sale yang bikin saldo terkuras dalam lima menit itu semua sering terjadi bukan karena butuh, tapi karena takut ketinggalan tren. Yup, kita ngomongin soal FOMO (Fear of Missing Out). FOMO bukan hal baru bagi Gen Z. Sebagai generasi yang tumbuh bareng medsos dan banjir informasi, godaan buat ikut-ikutan tuh nyata banget. Tapi, kalau terus-terusan ambil keputusan finansial tanpa mikir panjang, ujung-ujungnya bukan cuma nyesel, tapi juga tekor.

Risiko Finansial di Balik Gaya Hidup Tren Cepat

Beberapa contoh nyata dari efek FOMO dalam keuangan mahasiswa dan Gen Z:

• Investasi berdasarkan "katanya", bukan karena riset sendiri.
• Belanja impulsif biar tampil keren, meskipun belum gajian.
• Ikutan sistem "cuan cepat" yang ternyata tipu-tipu berkedok investasi.

Masalahnya, makin sering kita ambil keputusan tanpa sadar risiko, makin besar peluang kita masuk dalam jebakan finansial. Dan sayangnya, literasi soal ini belum banyak dibahas di bangku kuliah.

Manajemen Risiko: Soft Skill Finansial yang Wajib Dimiliki

Manajemen risiko bukan sekadar teori perusahaan besar. Ini bisa diterapkan di keseharian, bahkan di dompet pribadi.

Proses sederhananya:

1.Kenali risikonya "Apa aja yang bisa bikin rugi dari keputusan itu?"

2.Evaluasi dampaknya "Kalau gagal, seberapa parah?"

3.Tentukan strategi antisipasi "Bisa lewat budgeting, diversifikasi, atau edukasi."

4.Pantau dan perbaiki "Belajar dari keputusan sebelumnya, supaya gak kejebak lagi."

Saatnya Jadi Gen Z yang Gak Cuma Cuan! Tapi Juga Cermat yang punya penghasilan tambahan, ngerti Cypto, atau jago dagang online itu keren. Tapi yang lebih keren lagi? Punya kontrol atas keputusan finansial sendiri. Jadi, sebelum ikut tren baru, stop dulu dan pikirin: "Risikonya apa, ya?" Karena masa depan gak dibangun dari euforia sesaat, tapi dari keputusan yang cermat dan terukur.