Mohon tunggu...
andhikaayusaputri
andhikaayusaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya mahasiswa semester 4

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melatih Ekspresi Emosional Anak melalui Drama Singkat di Kelas

30 November 2024   20:38 Diperbarui: 30 November 2024   20:37 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://sl.bing.net/krAK8it2WOq

Melatih Ekspresi Emosional Anak melalui Drama di Sekolah Dasar 

Drama adalah salah satu bentuk seni yang memuat cerita tentang konflik-konflik dalam kehidupan manusia. Ini sering kali disebut sebagai "seni konflik" karena menampilkan pertentangan antara berbagai kecenderungan manusia yang saling berlawanan. Konsep ini sangat relevan dalam konteks pendidikan, terutama dalam pengembangan ekspresi emosional anak-anak di sekolah dasar. Drama memungkinkan anak-anak untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan perasaan mereka dalam situasi yang aman, sekaligus membantu mereka memahami cara mengelola emosi tersebut dalam interaksi sosial. Drama ini dianggap sebagai fiksi lain dalam kehidupan manusia. Sifat dan kepribadian karakter juga mencakup isu-isu yang menjelaskan peristiwa tersebut sampai batas tertentu (Hairunnisa & Devi, 2020, p. 158). 

Drama bukan hanya alat untuk menghibur, tetapi juga sebagai sarana yang kuat untuk melatih keterampilan sosial dan emosional anak. Di sekolah dasar, drama bisa menjadi metode yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai penting seperti empati, kerja sama, dan komunikasi yang baik. Salah satu tujuan utama dari drama di pendidikan dasar adalah untuk mendukung perkembangan sosial-emosional anak. Tujuan pembelajaran sastra dalam kurikulum bahasa Indonesia mencakup kemampuan berkomunikasi secara efektif, meningkatkan kematangan emosional dan sosial, serta mengembangkan sikap yang menghargai keberagaman budaya. 


Tujuan Pembelajaran Drama di Sekolah Dasar

Pembelajaran drama di sekolah dasar memiliki berbagai tujuan yang tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi, tetapi juga dengan pengembangan karakter. Drama sebagai bagian dari pembelajaran sastra bertujuan untuk membuat siswa berkomunikasi secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Dalam konteks ini, drama memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami dan menggunakan bahasa dengan tepat dan kreatif. Ini juga mendukung pengembangan kemampuan intelektual, serta membantu mereka untuk lebih matang secara emosional dan sosial. 

Partisipasi dalam kegiatan drama juga terbukti meningkatkan keterampilan komunikasi anak-anak (Fauziah et al., 2020). Sebagai bagian dari pembelajaran bahasa Indonesia, drama mendorong siswa untuk menghargai bahasa mereka sendiri dan menggunakannya untuk tujuan yang lebih luas, termasuk dalam konteks pengembangan karakter. Dalam drama, mereka belajar untuk memerankan karakter yang memiliki berbagai perasaan dan konflik yang bisa memperkaya pemahaman mereka terhadap kehidupan. Melalui drama, siswa belajar untuk memahami nilai-nilai moral, seperti kejujuran, keberanian, dan rasa tanggung jawab, yang penting untuk pembentukan karakter mereka. 

Drama dan Ekspresi Emosional Anak 

Ekspresi emosional anak adalah salah satu aspek yang dapat diperkuat melalui drama. Melalui permainan peran, siswa diberikan kesempatan untuk mengekspresikan berbagai perasaan seperti kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, atau ketakutan yang mungkin sulit mereka ungkapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Anna Shiatul Maghfiroh (2020), bermain peran adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam memainkan karakter-karakter tertentu dalam sebuah cerita. Ini memberi mereka kesempatan untuk menghidupkan karakter yang berbeda, yang membantu mereka untuk lebih memahami perasaan dan reaksi emosional yang mungkin dialami oleh orang lain. 

Ketika siswa memerankan karakter yang mengalami konflik atau tantangan emosional, mereka dapat belajar cara yang lebih sehat untuk mengelola emosi tersebut. Misalnya, seorang siswa yang memerankan karakter yang sedang marah atau kecewa dapat belajar untuk mengekspresikan perasaan tersebut dengan cara yang tidak menyakiti dirinya sendiri atau orang lain. Ini adalah keterampilan penting yang dapat membantu anak-anak dalam kehidupan mereka sehari-hari, terutama dalam menghadapi masalah sosial atau emosional di sekolah dan di rumah. 


Drama Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Karakter 

Selain berfungsi untuk melatih ekspresi emosional, drama juga sangat efektif sebagai sarana pendidikan karakter. Dalam bermain peran, siswa belajar untuk mengidentifikasi dan memahami peran mereka dalam kehidupan sosial. Mereka belajar untuk berempati dengan orang lain, bekerja sama untuk memecahkan masalah, dan menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Hal ini penting dalam mengembangkan karakter anak yang baik, terutama di usia dini. 

Siswa yang terlibat dalam drama juga belajar mengenai pentingnya saling menghargai perbedaan dan bekerja bersama untuk tujuan yang lebih besar. Melalui karakter-karakter dalam drama, mereka dapat mengeksplorasi berbagai perspektif, dan ini akan sangat bermanfaat bagi mereka ketika berinteraksi dengan teman-teman sebaya maupun dengan orang dewasa di sekitar mereka. Drama mengajarkan bahwa setiap individu memiliki pengalaman, pemikiran, dan perasaan yang berbeda, yang harus dihormati dalam setiap interaksi sosial. Pendidikan karakter melalui drama memberikan dampak yang besar dalam kehidupan anak-anak, karena mereka diajarkan untuk menjadi individu yang lebih peka terhadap perasaan orang lain dan lebih bijaksana dalam bertindak. Hal ini tentunya sangat membantu dalam membangun hubungan sosial yang sehat di antara mereka. 


Meningkatkan Keterampilan Sosial-Emosional Melalui Drama 

Drama memberikan berbagai manfaat dalam pengembangan keterampilan sosial dan emosional anak-anak. Salah satunya adalah kemampuan untuk mengelola emosi dalam situasi yang penuh tekanan atau konflik. Dalam drama, anak-anak belajar untuk mengenali dan mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang lebih terstruktur dan positif. Hal ini membantu mereka dalam mengatasi perasaan cemas, marah, atau takut dengan cara yang tidak merugikan diri mereka sendiri maupun orang lain. 

Lebih lanjut, drama juga mengajarkan anak-anak tentang pentingnya komunikasi yang jelas dan terbuka dalam hubungan sosial. Siswa dapat menggali emosi, sikap, nilai dan berbagai strategi pemecahan masalah menurut Liza (2022). Saat berperan sebagai karakter dalam cerita, anak-anak dilatih untuk menyampaikan pikiran dan perasaan mereka dengan cara yang efektif bijak dan menghargai perasaan orang lain. Keterampilan komunikasi ini sangat penting dalam membantu mereka membangun hubungan yang baik dengan teman-teman sebaya maupun dengan orang dewasa. 

Oleh karena itu, bermain drama tidak hanya menjadi alat untuk berkomunikasi, tetapi juga menjadi sarana yang efektif untuk mengasah keterampilan komunikasi, terutama dalam aspek mental, selama proses pembelajaran. Anggun (2024) Drama juga mengajarkan tentang pentingnya kerja sama dan tanggung jawab. Dalam banyak drama, Peserta didik diminta untuk bekerja sama dengan teman-teman mereka untuk menyelesaikan sebuah cerita atau menyelesaikan masalah yang muncul dalam permainan peran. Ini melatih mereka untuk memahami pentingnya kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama, serta meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap peran mereka dalam kelompok. 


Kesimpulan 

Melalui drama, siswa di sekolah dasar memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk kehidupan mereka. Drama tidak hanya sebagai sarana hiburan, tetapi juga menjadi alat yang efektif untuk mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi mereka dengan cara yang lebih konstruktif. Bermain peran dalam drama memungkinkan anak-anak untuk mengekspresikan perasaan mereka, seperti kebahagiaan, kesedihan, atau kecemasan, dalam suasana yang aman dan terkendali. 

Hal ini dapat membantu mereka belajar mengelola perasaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Drama bukan hanya berfungsi sebagai pengajaran tentang bahasa dan seni, tetapi juga sebagai alat pembelajaran yang mendalam tentang kehidupan sosial dan emosional mereka. Dengan demikian, pendidikan drama di sekolah dasar memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk individu yang lebih matang secara emosional dan sosial, serta lebih siap menghadapi tantangan kehidupan. 

Pentingnya pengembangan ekspresi emosional dan karakter Peserta didik di usia dini melalui drama akan memberikan bekal yang berharga bagi anak-anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih empatik, komunikatif, dan bertanggung jawab Dengan melatih mengekspresikan emosional. 


SUMBER :

Cahyani, Anggun May, et al. "Pentingnya Pembelajaran Apresiasi Drama terhadap Penguatan Pendidikan Karakter." Jurnal Basicedu 8.1 (2024): 277-285. 

Fauziah, Z., Wahyuningsih, S., & Hafidah, R. (2020). 222 Jurnal Kumara Cendekia Https://Jurnal.Uns.Ac.Id/Kumara Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Anak Usia 5-6 Tahun. 8(2). 

Hairunnisa, & Devi, W. S. (2020). Representasi Kehidupan Pada Naskah Drama Nyonya-Nyonya Karya Wisran Hadi. Imajeri: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(2), 158. 

Maghfiroh, Anna Shihatul. (2020). "Penerapan Metode Bermain Peran Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini di PAUD/KB Al-Munawwarah Pamekasan", Vol. 1. No. 1.

 Liza Murniviyanti, dkk. 2022. Implementasi Kebijakan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Drama Di Sekolah Dasar. Wahana Didaktika Vol. 20 No.2 Mei 2022 : 203-219 .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun