Mohon tunggu...
Anazkia
Anazkia Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Fansnya Anuar Zain, suka baca buku, suka baking, acap berkicau pendek di Twitter @anazkia dan kadang di anazkia.id

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Aksi Sederhana untuk Indonesia, Dari Dunia Maya Merambah Dunia Nyata

22 November 2014   06:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:09 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="Kepung, Kediri"][/caption]

Dulu, saya tak pernah terpikir sama sekali terdampar di ranah dunia maya dengan segala hiruk pikuknya. Dulu juga saya tak pernah terpikir dari blog akan mendapatkan teman dari seluruh penjuru Indonesia. Ya, dulu. Dulu sekali saya tak pernah terpikir. Tapi saya pernah berpikir untuk menjadi penjual buku keliling. Dan itu dulu, lama sekali....

Tahun 2006, saya memijakan kaki di Malaysia untuk bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) itulah untuk pertama kalinya kaki saya jauh2 melangkah, itulah untuk pertama kalinya juga saya datang ke Malaysia. Memijak negeri baru, pengalaman baru dengan segala peraturan dari majikan yang saat itu melarang saya untuk bergaul dengan tetangga kanan kiri membuat saya merasa sunyi. Saya rindu dengan aktivitas tiap akhir pekan seperti di Indonesia yang kadang kerap berjumpa dengan banyak teman. Di Malaysia, saya nggak punya teman. Maka tak heran saat itu teman-teman saya adalah kucing dan ayam.

Sebelum berangkat ke Malaysia, saya belajar bagaimana caranya menggunakan internet meski saat itu terbatas hanya pada penggunaan email saja. Sesekali, ketika anak majikan saya sedang on line di ruang tengah, saya kerap menegurnya dan meminta izin untuk membuka email. Nani namanya, ia dengan senang hati mengizinkan permintaan saya. Sejak itu saya menjadi akrab dengannya dan sering on line bersama-sama. Dari situ juga Nani mengajari saya bagaimana caranya menggunakan fasilitas chating yahoo messenger (YM)

Mei 2006, melalui chat YM saya mengenal seorang teman di chat room Jogja. Saat itu, yang ngetik Nani bukan saya sendiri karena saya masih belum mahir menggunakan komputer. Arwani, teman yang saya kenal melalui YM itulah sahabat pertama saya di dunia maya. Seorang sahabat yang kemudian saya repotkan untuk membuat blog,  karena saat itu saya pun tak tahu bagaimana caranya kalau hendak membuat blog.

Agustus 2007, Arwani membuatkan blog untuk saya. Melalui YM pula ia mengajari saya bagaimana caranya log in dan mengisi blog dengan tulisan. Belajar online dengan segala keterbatasan dan menguras emosi akhirnya  bisa juga mengisi blog dengan tulisan saya sendiri. Meski ngeblog sejak tahun 2007, tapi saya baru mengenal blogwalking dan dunia bloging itu tahun 2009.

September 2009, salah seorang teman blogger di Pekanbaru, Datuk Bertuah membuat gerakan sosial dunia maya, Hibah Sejuta Buku ala Blogger. Saat itu ia baru pulang dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kepulauan Meranti-Riau. Sepulangnya dari Kepulauan Meranti, ia melihat bahwa di sana semangat belajar anak-anak sangat tinggi terutama dalam hal membaca buku, tapi sayangnya di sana masih minim fasilitas buku. Dari situlah ia membuat postingan di blog untuk mengajak teman-teman blogger terlibat dalam gerakan sosial dunia maya, mengumpulkan buku kemudian dikirim ke Kepulauan Meranti-Riau.

Saat itu saya terlibat sebagai donatur buku. Bahkan, akhir tahun 2009 pun saya sempat berkunjung ke Pekanbaru bertandang dan silaturrahim bersama dengan teman-teman komunitas blogger bertuah.

Pertengahan 2010, buku-buku yang sudah dikumpulkan oleh teman-teman di Pekabaru sudah terkumpul. Tugas selanjutnya adalah mengirim buku. Bagian mengirim buku ini menjadi hal yang paling sulit karena komunitas Blogger Bertuah sendiri masih minim dana untuk berangkat ke Pulau Meranti-Riau. Akhirnya, berkat bantuan banyak pihak pengiriman buku ke kepulauan Meranti pun bisa teratasi.

Setelah proses pengiriman buku ke kepulauan Meranti-Riau selesai, kegiatan Hibah Sejuta Buku ala Blogger ini vakum. Sampailah pada akhir tahun 2011, ketika salah satu teman kompasianer yang saya kenal menjadi pengajar muda di Papua, gerakan ini kembali dihidupkan. Untuk kembali menghidupkan Hibah Sejuta Buku ala Blogger ini saya meminta izin kepada datuk Bertuah dan teman-teman komunitas Blogger Bertuah. Mereka mendukung dan mengizinkan saya sebagai koordinatornya. Maka, Oktober 2011 dengan tujuan pengumpulan buku adalah karas , Fakfak Papua Barat Hibah Sejuta Buku ala Blogger kembali “lahir” dengan nama Blogger Hibah Sejuta Buku (BHSB)

Saat itu, koordinasi dilakukan sepenuhnya melalui dunia maya. Berawal dari blog, kemudian saya membuat group di facebook. Batas waktu pengumpulan buku saat itu adalah 3 bulan. Dari waktu yang ditentukan, alhamdulilah berkat bantuan dari teman-teman blogger terkumpul ribuan buku. Saat itu, Mbak Melanie Subono pun turut serta menyumbangkan bukunya sebanyak 900 eks buku. Selesai pengumpulan buku untuk ke Papua, teman-teman yang lain meminta untuk kembali meneruskan kegiatan BHSB.

Dengan fase-fase yang dilalui, alhamdulilah selama jeda waktu tiga tahun komunitas ini masih bertahan. Pengiriman buku sudah dilakukan ke beberapa tempat, Papua, Aceh, Kalimantan, Sumba, Kendari, Makassar dan beberapa kota lainnya di Pulau Jawa. Ada banyak suka duka yang dilewati selama menjadi koordinator BHSB ini. Duka ketika mengetahui mahalnya pengiriman. Duka saat tahu orang yang konon mau membantu tapi rupanya hanya memberi janji palsu. Yah, terlibat di komunitas ada kalanya kerap diphp-in :D Tapi dari sekian duka, sukanya juga banyak sekali tentu saja. Saya jadi mengenal banyak teman-teman blogger hampir dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia karena acap kali bekerja sama. Saya jadi tahu daerah-daerah terpencil di Indonesia.

Ya, dulu saya tak pernah terpikir berada di hiruk pikuknya dunia maya. Tapi kini saya ada di dalamnya. Ya, dulu saya terpikir untuk menjadi penjual buku keliling yang sampai sekarang belum terlaksana. Tapi setidaknya, ada hal kecil yang bisa saya lakukan untuk Indonesia. Ya, hal kecil sederhana.

Kopdar pertama kali di Pekanbaru Desember 2009

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun