BELAJAR KECEWA
Hampir bisa dikatakan Kekecewaan kita berkutat diseputaran Masalah dunia.
Kecewa percintaan
Kecewa Dg Pasangan karena disakiti Kecewa Doa Belum Dikabul
Kecewa belum sukses dll.
Rasa kecewa, kesal, atau amarah pasti sering sekali ada pada keseharian kita, karena manusia mempunyai akal dan pikiran yang terkadang sulit untuk di kendalikan. Sayangnya, kita tidak memiliki kemampuan untuk menangkal perasaan-perasaan negatif yang timbul.
Kamu boleh merasa kecewa karena rancangan hidup yang telah disusun begitu rapi tidak berjalan sesuai rencana. Mungkin apa yang telah dirancang selama ini bubar karena cobaan yang datang. Sesuatu yang kamu impikan dan usahakan gagal karena sebuah keadaan.
Tapi pernahkah kita KECEWA pada ibadah yg tujuannya akhirat?
Padahal inilah sebenarnya tujuan utama hidup manusia.
Kita mulai belajar KECEWA.
Kecewa Tidak Melakukan Tahajud padahal ada waktu dan sering terbangun di malam hari.
Saat terbangun malam hari itu adalah sinyal yg Allah berikan supaya kita melakukan Tahajud.
Kecewa Tidak Melakukan Sedekah yg lebih, Â padahal ada kesempatan dan uang yg lebih untuk bisa sedekah dan infaq, Â tapu itu tidak kita lakukan.
Malah berhitung dan berhitung takut uang berkurang.
Kecewa tidak Sholat ontime, Â padahal kita tau bahwa sholat itu sudah ada jadwalnya yg tetap Serta kita mengetahuinya, Â malah kita lebih mementingkan meeting dg klient, bahkan datang 1 jam sebelum meeting, Â sanggup kita lakukan.
Sementara sholat ontime malah diabaikan.
Kecewa Tidak meluangkan waktu dan menyisihkan uang untuk orang tua kita, Â padahal kita ada waktu buat orang lain, Â ada uang buat sahabat dg nongki nongki syantik.
Sementara buat ortu, Â malah gag ada waktu, Â gag ada uang karena habis gag disisihkan, Â klo ada niat dan kemauan pasti bisa.
Kecewa tidak melakukan Umroh dan Haji, Â padahal uang dan waktu ada, Â dg alasan belum siap, belum waktunya, Â sementara mati tidak menunggu waktu, Â tidak menunggu tua, Â kapanpun bisa dg tiba tiba mendatangi kita.
Kecewa Lebih banyak mengeluh dibanding bersyukur, Â padahal bisa karena biasa, Â syukur itu bisa kita bangun dan dibiasakan