Mohon tunggu...
Anastasia Arvirianty
Anastasia Arvirianty Mohon Tunggu...

esfp jurnalis. kaum penglaju Jakarta. anak kemarin sore.

Selanjutnya

Tutup

Money

Pemerintah Usulkan Revisi Asumsi Makro

6 September 2016   16:41 Diperbarui: 6 September 2016   16:48 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

MELIHAT kondisi ekonomi global yang dinilai masih belum stabil, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan adanya revisi target pertumbuhan ekonomi di 2017 menjadi 5,2%.

Asumsi itu turun 0,1% dari proyeksi sebelumnya yang dipasang 5,3% di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017.

"Saya sudah minta tim melakukan exercise, dan hasilnya proyeksi pertumbuhan ekonomi dikoreksi 0,1% di tahun depan. Jadi saya lebih nyaman 5,2%," kata Sri saat raker pembahasan asumsi makro RAPBN 2017 bersama komisi XI, di Jakarta, Kamis (1/9).

Beberapa komponen yang mengalami revisi yakni Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi yang turun dari 6,4% di Nota Keuangan menjadi 6,1%.

Sedangkan ekspor dan impor diperkirakan tumbuh 0,4% dan 0,8% dari sebelumnya 1,1% dan 2,2%.

Perkiraan pertumbuhan ekonomi di tahun depan, tambah Sri, akan disumbang dari konsumsi rumah tangga 5,1% atau sama dengan proyeksi dalam Nota Keuangan.

Sedangkan untuk inflasi dan komponen asumsi makro lainnya, masih tetap sesuai proyeksi.

"Kami juga perlu melihat arah kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) terkait rencana kenaikan tingkat bunga acuan satu kali di tahun ini. Jadi baru begini saja sudah memberi dampak, dan akan berpengaruh ke ekonomi Indonesia," terangnya.

Adapun dari konsumsi pemerintah, juga dikoreksi turun cukup jauh yakni berada di level 4,8% setelah sebelumnya diproyeksikan di angka 5,4% pada nota keuangan lalu.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan, penurunan cukup jauh disebabkan adanya pemotongan anggran yang sifatnya adalah penghematan-penghematan belanja barang, konsumsi, perjalanan dinas, dan sebagainya.

"Jadi, (pemotongan) bukan yang belanja modal, kalau belanja modalnya dipertahankan pemerintah supaya semaksimal mungkin, sebab pengaruhnya nanti ke PMTB," ujar Suahasil.

Untuk pertumbuhan ekonomi di 2016 pun, Sri juga menemukan kemungkinan adanya revisi ke bawah, menjadi 5,0%-5,1%, dari yang sebelumnya dipatok di 5,2%, konsisten dengan prediksi dari Bank Indonesia (BI).

Namun, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, berdasarkan kajian BI, perlu dilakukan sedikit penyesuaian, berdasarkan perkembangan berbagai indikator ekonomi. Maka, diproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2016 nanti ada di kisaran 4,9%-5,3%.

Agus menilai, hal ini masih sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi 2016 yang ada di 5,2%.

"Untuk di kuartal III nanti, (pertumbuhan ekonomi) proyeksi kami ada di 5,14%, namun untuk kuartal IV agak turun sedikit di bawah 5%," kata Agus.

Meski begitu, Sri menegaskan, revisi-revisi yang dipaparkan bukan diajukan untuk menempuh Amanat Presiden (Ampres) maupun merevisi nota keuangan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dan profesionalitas pemerintah untuk memberikan update terhadap perhitungan terkini kepada DPR.

"Ini adalah tanggung jawab profesional kami untuk berikan informasi terkini. Rapat kali ini adalah proses pembahasan, sehingga kami berikan hasil kajian dan exercise kami untuk didiskusikan agar mendapat angka yang paling realistis," tandasnya. (Arv/OL-3)

*tulisan merupakan hasil liputan penulls, dan sudah dimuat di Harian Umum Media Indonesia, Sabtu (3/9/2016) dengan sedikit perubahan. Versi lebih komprehensif bisa dibaca di sini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun