Balai desa adalah tempat bagi kegiatan administratif dan berinteraksi masyarakat. Balai desa perlu dirancang dengan baik agar dapat mendukung kelancaran pelayanan publik dan menjadi tempat nyaman bagi masyarakat untuk beraktivitas. Akan tetapi, desain balai desa Botolambat masih belum maksimal karena terdapat beberapa ruang yang jarang digunakan serta halaman belakang yang kosong ditumbuhi rumput liar. Melihat permasalahan ini, Anastasia sebagai mahasiswa arsitektur memberikan ide optimalisasi desain balai desa sebagai pusat aktivitas masyarakat.
Dalam penyusunan program ini, Anastasia berkonsultasi dan bekerja sama dengan perangkat desa. "Di sisi depan akan dikembangkan menjadi perpustakaan," ujar Bapak Dukri, selaku Kepala Desa Botolambat. Selain itu, beberapa perangkat desa mengeluhkan area belakang yang terbengkalai dan menginginkan adanya ruang hijau di sekitar bangunan. Setelah berdiskusi, usulan yang diberikan meliputi desain perpustakaan, penataan interior ruang kerja dan rapat, serta penambahan area santai dan vertical garden di halaman belakang.
Pada hari Sabtu (18/1), proses pembuatan desain dimulai dengan survei dan pengukuran langsung gedung balai desa. Rancangan desain kemudian divisualisasikan dalam bentuk 3D pada software. Selanjutnya pada hari Sabtu (25/1), hasil redesain disampaikan kepada perangkat desa dan mendapat respon positif akan pembangunan balai desa yang meningkatkan interaksi sosial masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI