Mohon tunggu...
Ana Sopanah
Ana Sopanah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Widyagama Malang

Saya adalah Dosen FE Akuntansi di Universitas Widyagama Malang dan Aktif di beberapa organisasi Profesi Moto: Yakin Usaha Sampai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peran Akademisi dan Praktisi dalam Membangun Desa Melalui Bumdes

25 Maret 2019   12:08 Diperbarui: 25 Maret 2019   12:26 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Peserta Workshop

" Indonesia Tidak akan Bercahaya Karena Obor Besar di Jakarta, Tetapi Indonesia Baru Akan Bercahaya Karena Lilin-Lilin di Desa." (Bung Hatta)

Pernyataan diatas menggambarkan betapa pentingnya keberadaan desa bagi bangsa Indonesia. Bahkan dalam dalam salah satu point Nawa Cita Presiden Jokowi menyatakan "Membangun desa dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan". Pentingnya keberadaan desa kemudian melahirkan Undang-Undang Desa No 6 Tahun 2014 yang disambut sangat baik oleh seluruh kalangan baik aparat pemerintah pusat maupun daerah serta masyarakat. Desa yang sebelumnya tidak punya banyak dana, sekarang berlimpah dana. Pertanyaannya adalah mampukan desa mengelola dana tersebut secara efektif dan efisien?

Undang-Undang Desa memberikan kewenangan kepada desa untuk dapat mengelola dana desa, aset desa, dan potensi yang dimilikinya untuk dapat meningkatkan ekonomi dan kesejahtaraan masyarakat. Desa perlu mengetahui potensi desa sehingga dapat mengembangkan ekonomi masyarakat, melalui pelatihan seperti pemasaran, pengembangan usaha, pengembangan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa).

Kunci sukses untuk mensejahterakan masyarakat dalam membangun desa adalah kuatnya sentuhan inisiasi, inovasi, kreasi dan kerjasama antara aparat desa dengan masyarakat dalam mewujudkan apa yang menjadi cita-cita bersama. Pembangunan desa tidak mungkin bisa dilakukan aparat desa sendiri, tapi perlu dukungan, prakarsa, dan peran aktif dari masyarakat (baik praktisi maupun akademisi).

Sebagai upaya untuk berkontribusi secara nyata kepada masyarakat Forum Dosen Akuntansi Publik (FDAP) bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar Workshop dengan tajuk "Menuju Sertifikasi Kompetensi Pengelola Keuangan Desa" pada Sabtu (23/03/19) bertempat di Gedung Pasca Sarjana UMY.

Workshop yang dihadiri oleh kurang lebih 150 peserta dari perwakilan dosen akuntansi dari Aceh hingga Ternate merupakan agenda rutin FDAP setiap bulan. Sebagaimana kita ketahui FDAP juga telah menggelar workshop dengan tema Kurikulum Akuntansi Berbasis Era Teknologi 4.0 pada tanggal 16 Februari 2019 kerjasama antara FDAP dengan Universitas Brawijaya Malang.

Dalam sambutannya Ketua FDAP Dr. Harnovinsah, MSi., Ak., CA., CMA, menyampaikan alasan pemilihan tema workshop ini karena Bumdes sangat menarik untuk dikembangkan sebagai bagian dari Potensi yang dimiliki oleh desa menuju desa mandiri. Diharapkan peserta yang hadir baik dari kalangan akademisi maupun praktisi mampu memahami berbagai materi baik bersifat konsep maupun praktis yang disampaikan oleh nara sumber.

Secara lebih teknis workshop ini akan ditindaklanjuti di event FDAP berikutnya yaitu Temu Dosen 2019 yang akan diselenggarakan pada bulan Juli 2019 di Universitas Mercubuana Jakarta. "Saya berharap rekan-rekan yang hari ini hadir, dapat hadir kembali saat acara workshop Bumdes yang lebih teknis" demikian ungkap Novi yang saat ini juga menjabat sebagai Dekan FEB Mercubuana Jakarta.

Sesi I Workshop dengan Pembicara Prof Indra Bastian dan Moh Mahsun, SE., M.Si, yang di Pandu oleh Rizal Yaya, Pd.D (Dekan FEB UMY)
Sesi I Workshop dengan Pembicara Prof Indra Bastian dan Moh Mahsun, SE., M.Si, yang di Pandu oleh Rizal Yaya, Pd.D (Dekan FEB UMY)
Selanjutnya acara secara resmi dibuka oleh Kepala Program Studi Akuntansi UMY, Dr. Ahim Abdurahim, M.Si., SAS., Ak., CA, dalam sambutannya Ahim mengucapkan terimakasih atas kepercayaannya UMY sebagai Host acara yang digelar FDAP ini dan berharap acara serupa dapat bekerjasama kembali dengan UMY. Bertindak selaku moderator pada sesi pertama adalah Rizal Yaya, SE., MSc., Ph.D., Ak., CA, yang merupakan Dekan FEB UMY  dengan 2 pembicara.

Pembicara pertama yaitu Prof. Indra Bastian, Ph.D., MBA., Ak., CA., CMA membahas tentang kompetensi dalam akuntansi desa yang point utamanya adalah paradigma pembangunan, pengelolaan keuangan desa, regulasi peraturan kecamatan & desa serta peraturan dana desa. "Dalam paradigma pembangunan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu mengenai tahap penciptaan kondisi, tahap perencanaan, dan tahap realisasi perencanaan". Demikian ungkap Gubes FEB UGM yang juga dewan penasehat FDAP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun