Skripsi, siapakah yang tak kenal dengan istilah dan benda ini. Setiap mahasiswa akhir jika ingin lulus harus membuat ini. Benda tersebutlah yang menjadi bukti  bahwa seseorang telah menempuh pendidikan di suatu fakultas dan kita berhak menyandang predikat sarjana.
Skripsi oleh sebagian mahasiswa dianggap sebagai suatu batu sandungan untuk meraih  gelar sarjana. Mereka beranggapa untuk membuat skripsi harus mengumpulkan setumpuk data, sekeranjang buku dan amat sangat menyita waktu. Tapi benarkah itu ?
Pengalaman saya dulu, sewaktu menjadi mahasiswa baru, tempat yang saya kunjungi pertama kali adalah perpustakaan. Dan yang pertama dibaca adalah skripsi. Sehingga sempat menjadi bahan candaan teman-teman, "Wah hebat, bacaan mahasiswa baru skripsi, sudah kebelet diwisuda ya."
Dari candaan tadi saya  memaknai bahwa skripsi "bisa" dijadikan alasan utuk menunda waktu kelulusan.
Untuk saya sendiri, setelah baca-baca beberapa judul skripsi, saya berkesimpulan bahwa sebenarnya itu mudah kok. Yang penting banyak literatur, kalau tidak punya bukunya tinggal catat penulisnya siapa, judul, penerbit, tahun terbit dan kota penerbit. Saya bisa berkata demikian karena saya suka baca buku tetapi miskin buku alias  hanya memiliki sedikit buku. Yang saya miliki hanya buku penunjang kuliah, sedangkan buku luaran Cuma bisa nebeng, hehehe ....
Yang menjadi  rintangan terberat adalah cara pengolahan data. Jujur, untuk mata kuliak statistikk 1 dan 2 hanya mendapat nilai C, itupun setelah diulang di semester pendek.
Untungnya saya dikelilingi dengan teman-teman baik yang selalu siap  membantu. Bantuan mereka pun hanya minta dibalas dengan mengantar mereka ke Pantai Parangtritis. Maklum tempat nenekku hanya 6 km dari rumah. Jadi asal gak pakai helm dan menyebutkan   dari Kretek maka tidak perlu bayar restribusi masuk pantai. Dan teman-temanku suka itu. Tuk petugas restribusi di Pantai Parangtritis, maaf ya kalau saya sering gak bayar restribusi.
Beruntungnya lagi, Dosen Pembimbing Akademik saya orangnya enak banget, Dosen Pembimbing Skripsi 1 dan 2 juga gak kalah enaknya. Dosen pengujinya juga kebetulan Dosen Pembimbing Akademik. Klop sudah.
Selama ujian pertanyaannya seperti dalam pikiran saya. Saya sengaja mengosongi hasil penelitian yang diolah dengan suatu perhitungan statistik karena saya betul-betul kurang paham statistik.  Bener itu yang ditanyakan, saya jawab saja, "Maaf pak, saya tidak  terlalu paham statistik. Eh malah sang dosen yang menjelaskan dengan panjang lebar.
Setelah ujian selesai, saya dikasih kertas   berupa lembar revisian, setelah saya lihat eh hanya 3 point yang harus direvisi. Benar-benar beruntung.
Kalau boleh saya berpendapat, skripsi sebenarnya mudah asal ada niat. Dosen saya yang lain mengibaratkan, sebuah kitab diturunkan per ayat, ayat terdiri atas huruf-huruf. Kerjakan sedikit demi sedikit asal istiqomah insya Allah selesai. Selamat mencoba.