Karya-karya Pram yang membuat saya tertarik karena dapat menambah pengetahuan mengenai politik adalah novel Arok Dedes dan Arus Balik. Novel ini merupakan novel tetralogi yang terdiri atas Arok Dedes, Arus Balik, Mangir dan Mata Pusaran.
Keempat novel tersebut memiliki keterkaitan terutama penggambaran tentang sejarah yang berhubungan dengan politik, tetapi ditulis dalam bahasa ringan dan sedikit kritik melalui sastra.
Hanya saja karena kondisi dan situasi pada zamannya maka novel Mata Pusaran tidak memungkinkan diterbitkan.
Novel Arok Dedes dan Arus Balik berada di zaman yang berbeda. Novel Arok Dedes terjadi di masa kejayaan Kerajaan Hindu-Buddha, sedangkan novel Arus Balik berada di akhir kejayaan Majapahit dan mulai meluasnya praktik Islamisasi di Indonesia.
Walaupun kedua novel tersebut berbeda zaman, tetapi masih terdapat keterkaitan dalam hal merebut, mempertahankan, dan mengamankan kekuasaan.
Naskah buku ini mendeskripsikan konsep politik Jawa dalam pandangan Pram dan pesan yang ingin disampaikan kepada para pembaca yang dianalisis dari novel Arok Dedes dan Arus Balik.
Adapun relevansi politik Jawa dalam pandangan Pram, jika dikaitkan dengan konteks kontemporer politik di Indonesia di masa Orde Baru sampai Orde Reformasi masih sangat relevan.
Hal itu terlihat dari adanya kemiripan dalam merebut, mendapatkan, dan mempertahankan kekuasaan antara tokoh Ken Arok dalam novel Arok Dedes dengan cara Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia ke-2.
Selain itu, ada kemiripan antara tokoh Wiranggaleng dalam novel Arus dengan cara Gus Dur menjadi Presiden Republik Indonesia ke-4.
Setelah kamu membuat sinopsis naskah bukumu, langkah selanjutnya adalah Personal Branding.