Mohon tunggu...
Ananditamala Syalwa Heryana
Ananditamala Syalwa Heryana Mohon Tunggu... Student Colledge, Writer, Passionate Learner

Berusaha membagikan cerita lewat alunan kata, entah lewat narasi argumentasi atau juga deskripsi.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Public Speaking hanya untuk Ekstrovert: Berkaca dari Pengalamanku

29 September 2025   20:00 Diperbarui: 29 September 2025   19:32 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
the man standing at podium (Sumber: pinterest)

(Sumber: "Be a More Confident Public Speaker", YouTube, 2024)

Selain itu, bahasa tubuh memainkan peran krusial. Berdiri tegak dengan kaki selebar bahu, menggunakan gestur tangan yang terarah (seperti telapak terbuka untuk menunjukkan keterbukaan, atau gerakan "memotong" untuk menekankan poin), serta kontak mata yang tulus---semua ini memperkuat pesan verbal kita. Senyum kecil dan anggukan setelah poin penting juga bisa menciptakan koneksi emosional dengan audiens.

(Lihat: "Body Language for Presentations" & "Best Hand Gestures for Public Speaking", YouTube, 2024)

Tak kalah penting: pahami tujuanmu.

Apakah kamu ingin menginformasikan (seperti menjelaskan prosedur kerja) atau meyakinkan (seperti mengusulkan ide baru)? Keduanya membutuhkan strategi berbeda. Presentasi informatif fokus pada kejelasan dan data; presentasi persuasif membangun argumen dengan struktur masalah-solusi. Sering kali, keduanya menyatu---tapi kita harus tahu mana yang dominan.

(Berdasarkan konsep dari video: "Informative vs Persuasive Speaking", YouTube, 2024)

Kini, saya menyadari bahwa public speaking bukan tentang menghilangkan rasa gugup sepenuhnya. Ia tentang mengelola ketakutan itu dengan persiapan, teknik, dan pola pikir yang tepat---seperti prinsip "Triple P": Prepare, Posture, and Pander to your audience (siapkan materi, atur postur tubuh, dan sesuaikan dengan audiens).

(Sumber: "Be a More Confident Public Speaker", YouTube, 2024)

Pelajaran terbesar yang saya petik? Untuk menjadi pembicara yang efektif, fokuslah pada tiga hal:

  • Persiapan materi yang matang---gunakan kerangka, bukan hafalan,
  • Kuasai alat komunikasi nonverbal: jeda, bahasa tubuh, dan intonasi,
  • Ubah cara pandang: kesalahan bukan kegagalan, tapi bagian dari proses belajar.

 Karena pada akhirnya, public speaking bukan tentang menjadi sempurna---tapi tentang berani hadir, berbagi, dan tumbuh bersama audiensmu. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun