Mohon tunggu...
Ananda Prasetyani
Ananda Prasetyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Multimedia Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru

Menuangkan pengalaman dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Hampir Dua Tahun Pandemi, Apakah Sekolah Berprogres dengan Baik?

18 Juli 2021   20:10 Diperbarui: 18 Juli 2021   20:32 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 banyak membawa dampak nyata, mulai dari bidang ekonomi dan tenaga kerja, politik, kehidupan sosial-emosional masyarakat, bahkan hingga pada bidang pendidikan. Sejak April 2020, belajar di sekolah maupun di perguruan tinggi tak lagi sama. 

Tentu saja, pelajar dan mahasiswa Indonesia paling mengerti perasaaan ini. Semua kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring, yang semula tatap muka kini berubah menjadi tatap maya. Semua orang sibuk melakukan adaptasi karena situasi seperti ini belum pernah terjadi.

Sekolah pun berupaya mencari cara untuk tetap melakukan pembelajaran yang tetap memudahkan siswa mendapatkan hak belajarnya. Siswa pada akhirnya juga harus mampu mengikuti cara yang sekolah tentukan. Kegiatan belajar di tengah situasi pandemi yang masih terus berjalan memunculkan berbagai kendala. 

Kendala tersebut di antaranya bahwa setiap murid tidak memiliki fasilitas yang sama untuk mengakses pendidikan, kemampuan digital siswa yang berbeda, hingga adanya masalah ekonomi keluarga yang kemudian membuat orang tua terpaksa tidak lagi mampu memfasilitasi anaknya dalam pembelajaran daring secara optimal. 

Masalah-masalah tersebut tentunya semakin berpengaruh pada ketidakefektifan pembelajaran. Di samping itu kejenuhan siswa pada pembelajaran daring pun menimbulkan efek lanjutan pada perilaku keterlambatan pengumpulan tugas atau bahkan tidak mengumpulkan tugas sama sekali.

Kepada Mahasiswa KKN UPI Cibiru, Ananda P, salah seorang guru kelas III di SDN Bahagia 04, Kec. Babelan, Kab. Bekasi, yakni Ibu Fitriyah,S.Pd. mengungkapkan bahwa pembelajaran daring yang diupayakan selama ini hanya menggunakan whatsapp dan masih dilakukan dengan sistem belajar dari hadirnya guru dari rumah ke rumah untuk melayani siswa yang terkendala fasilitas.

“Untuk keefektifannya, ya karena memang saat ini hanya itu pembelajaran yang bisa dilakukan.  Namun, kita juga harus melihat psikologis keluarga. Tidak semua siswa memiliki fasilitas yang sama, seperti ada siswa yang sama sekali tidak memiliki handphone karena kendala ekonomi dan ada juga orang tua yang memiliki fasilitas, namun tidak memiliki waktu untuk mendampingi siswa. Kalaupun mendampingi, tidak semua orang tua paham dengan tugas dan KBM yang disampaikan oleh guru,” ungkapnya Jumat (16/07).

Pembelajaran daring masih terasa sulit dijalankan sampai saat ini, khususnya untuk siswa sekolah dasar. Terlebih, karena penguasaan teknologinya yang masih kurang. 

Kendala lain yang muncul yakni pada subsidi kuota yang terkadang tidak bisa digunakan dan terhenti. Akhirnya, semua kegiatan belajar siswa diiringi dengan banyaknya kendala dan keterbatasan.

Ibu Fitriyah juga mengungkapkan pendidikan saat ini seperti jalan di tempat. “Kalo disebut peningkatan, stuck ya! Artinya, kita tidak memiliki ruang bebas untuk mengetahui bakat siswa, karena keterbatasan ruang lingkup, keterbatasan pertemuan, keterbatasan segala-galanya. Jadi kita tidak tahu siswa mana yang berbakat karena tidak bisa mengeluarkan apresiasi mereka. Karena kalo pembelajaran siswa luring, sekolah sering mengadakan apresiasi dalam bidang sains ataupun olahraga,” ungkapnya Jumat (16/07).

Dalam segi fasilitas dan kemampuan guru pun menurut ibu Zuliati,S.Pd guru kelas III di SDN Bahagia 04, baru mengalami peningkatan. “Untuk jaringan internet sering ada gangguan yang menghambat pembelajaran. 

Akhir-akhir ini pembelajaran daring juga baru mengalami peningkatan, mungkin karena satu tahun sebelumnya pembelajaran masih kurang karena pembelajaran hanya menggunakan aplikasi Whatsapp saja,” ungkapnya Jumat (16/07).

Untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan guru sebelum memasuki tahun ajaran baru 2021/2022, pada 15 Juli 2021 s.d. 17 Juli 2021 SDN Bahagia 04 melakukan banyak perisapan. 

Salah satunya dengan mengadakan pelatihan menggunakan platform online seperti Google Meet, Google Form, dan Google Classroom menggunakan laptop dan handphone. Ananda P, mahasiswa KKN UPI Cibiru dari kelompok 5, turut serta dalam memfasilitasi pelatihan tersebut. 

Selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kegiatan pelatihan dibagi menjadi tiga sesi. Kegiatan pelatihan dimulai dengan pengunduhan aplikasi, pemaparan cara menggunakannya, hingga praktik penyebarluasan link pembelajaran kepada siswa. 

Berikutnya, semua guru mencoba menjadi host dalam platform Google Meet agar dapat mengendalikan kegiatan belajar mengajar secara daring.

Ananda (Mahasiswa KKN UPI Cibiru) Bersama Guru saat melakukan pelatihan | Dokpri
Ananda (Mahasiswa KKN UPI Cibiru) Bersama Guru saat melakukan pelatihan | Dokpri

Tidak hanya guru yang mendapat pelatihan, siswa dan orang tua pun mendapat sosialisasi penggunaan aplikasi Google meet. Untuk mengatasi keterbatasan waktu dan kondisi, Ananda P, mahasiswa KKN UPI ini mengatasinya dengan membuat video tutorial mengunduh dan mengoperasikan Google Meet melalui platform Youtube. Penyebaran luasan link video tersebut difasilitasi oleh guru-guru SDN Bahagia 04.

Upaya ini merupakan sebuah gerakan perubahan dalam bentuk pengabdian dan kontribusi nyata di bidang pendidikan. Tujuannya agar pembelajaran daring di sekolah, terutama di SDN Bahagia 04, dapat berjalan lebih optimal. Selain itu, diharapkan guru tidak monoton dalam penggunaan media pembelajarannya. 

Dengan adanya peningkatan penguasaan guru terhadap penggunaan platform atau media pembelajaran, diharapkan siswa pun ikut mencoba dan akan mendapatkan hal baru dalam pembelajarannya.

Program KKN UPI, Mahasiswa UPI Kampus Cibiru
Ananda Prasetyani
Kelompok 5
DPL: Fully Rakhmayanti, M.Pd.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun