Mohon tunggu...
ANANDA NIBRAS NADITYA LOKIKO
ANANDA NIBRAS NADITYA LOKIKO Mohon Tunggu... Mahasiswa brawijaya

seorang mahasiswa brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Mahasiswa di Bidang Kehutanan dalam Melindungi Hutan

16 Desember 2021   23:49 Diperbarui: 16 Desember 2021   23:54 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hutan adalah tempat dimana banyak makhlukh hidup menggantungkan hidupnya. Hutan mempunyai definisi yaitu suatu lahan yang ditumbuhi pohon pohon atau vegetasi kayu kayuan  . Dalam undang undang Kehutanan nomor 41/1999 mengatakan hutan adalah suatu ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

            Hutan sendiri mempunyai jenis jenis berbeda berdasarkan jenis ekosistem, tempat hutan tersebut, flora fauna yang ada di hutan tersebut dan masih banyak lagi. Jenis jenis hutan berdasarkan tempatnya antara lain adalah hutan tropis yang terletak di sekujur garis katulistiwa, hutan boreal yang tersebar di wilayah asia, eropa, amerika utara, Hutan iklim sedang yang terletak di garis lintang tengah.Jenis jenis hutan berdasarkan bentuknya yang ada di Indonesia antara lain adalah Hutan hujan tropis yang mempunyai curah hujan paling tinggi, Hutan bakau Hutan yang terletak di pinggit pantai guna memecah ombak, Hutan musim yang mempunyai perbedaan mencolok pada musim hujan dan musim kemarau, Hutan sabana yang banyak diisi oleh padang rumput, Hutan rawa yang terletak di rawa.

            Hutan Memiliki manfaat yang sangat banyak. Hutan adalah tempat berlindung flora dan fauna yang ada di bumi. Hutan pun berperan sebagai paru paru dunia yang artinya hutan menyerap banyak karbon diosida dan melepaskan oksigen yang sangat melimpah. Hutan juga memiliki peran untuk mempertahankan kesuburan tanah dikarenakan banyak pupuk organik yang berasal dari hutan untuk mempersubur tanah seperti kotoran hewan, ranting, daun, dan unsur unsur hara lainnya. Tak hanya itu hutan pun dpat mencegah terjadinya bencana alam seperti longsor dengan cara mencegah dengan akar, mencegah banjir karena hutan menyerap air, dan lain lain. Hutan pun dimanfaatkan oleh manusia untuk diambil sumberdayanya.  Manfaat hutan pun masih sangat banyak.

            Menjaga tanah pun dapat menjaga bumi tetap stabil karena tanah juga menyimpan carbon yang melimpah. Karbon yang disimpan tanah pun dapat berbahaya bagi bumi, bahkan jika kita mengeringkan satu hektar lahan gambut saja dapat mengeluarkan CO2 yang setara dengan membakar lebih dari 6.000 galon bensin. Contoh kebakaran hutan yang menyebabkan rusaknya tanah gambut terjadi pada tahun 1997 yang melepaskan 2,57 gigaton setara dengan karbon dioksida yang dihasilkan 2.488 pembangkit listrik tenaga batu bara selama setahun. Tak hanya itu, kerusakan hutan pun dapat memicu terjadinya longsor, banjir, bencana kekeringan, terganggunya siklus air, menurunnya kualitas oksigen, hilangnya rumah bagi fauna yang menggantungkan hidupnya di hutan, dan masih banyak lagi.

              Maka dari itu diperlukan upaya untuk mempertahankan maupun melestarikan hutan dikarenakan manfaatnya yang begitu besar. Upaya untuk melestarikan hutan pun harus dilakukan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai mahasiswa yang juga adalah Warga Negara Indonesia, peran yang dapat dilakukan antaralain seperti mengedukasi. Sebagai orang terpelajar, mahasiswa diharapkan dapat mengedukasi masyarakat indonesia tentang pentingnya menjaga hutan. Metode yang digunakan untuk mengedukasi pun dapat berupa langsung dari mulut ke mulut, dapat berupa media yang terdiri atas internet, surat, televisi, dan lain lain. Materi yang dibawakan untuk mengedukasi juga harus menarik, membekas, dan mudah dipahami oleh semua kalangan.

            Selain mengedukasi mahasiswa juga harus terjun langsung dengan aksi nyata. Aksi nyata yang dapat dilakukan berupa reboisasi, pemupukan, identifikasi area hutan, dan lain lain. Contoh kegiatan reboisasi yang pernah saya lakukan adalah pengabdian masyarakat KTH 1 Ds. Donowari. Kegiatan yang saya lakukan beserta teman teman kehutanan saya adalah menanam bibit pohon ke hutan. Selain menanam bibit pohon kami juga menyampaikan pesan ke warga tentang berbagai hal. Seperti reorganisasi, dukungan usaha hasil hutan, dan lain sebagainya.

            Mahasiswa juga diharapkan dapat menciptakan inovasi baru. Inovasi yang diciptakan bisa di bidang pengamatan, penanaman, melindungi, dan lain sebagaiya. Contoh inovasi yang ada adalah meningkatkan produktivitas karet alam. pada tahun 2011 perkebunan karet mencapai 3.456.128 ha terdiri dari 2.931.844 ha perkebunan rakyat, 257.005 ha perkebunan besar negara, dan 267.278 ha perkebunan besar swasta. Luas areal tersebut menghasilkan produksi karet sebesar 2.990.184 ton. kebun karet monokultur mampu memberikan hasil getah karet yang lebih banyak bila dibandingkan dengan agroforest karet Maka tak mengherankan masyarakat dan pemerintah (khususnya sub dinas terkait) lebih memilih kebun karet monokultur ( Sukmawati, Arkeman, Maarif, 2014). Selain dibidang produksi inovasi di bidang pemetaan juga diperlukan. Pasalnya pemetaan diperlukan supaya dapat mengambil langkah langkah selanjutnya. Contohnya adalah  Taman Nasional Baluran menggunakan citra satelit SPOT 4 dan SPOT 6. Hutan   mangrove merupakan  salah  satu  sumber  daya  alam  wilayah pesisir  yang  memiliki  manfaat  baik  dari  sisi  ekologi maupun sosial ekonomi   masyarakat pesisir. Mangrove  berfungsi  sebagai  pencegah sedimentasi yang  datang  dari  daerah  daratan  ke  lautan,  sebagai kawasan penyangga, dan melindungi garis pantai agar terhindar  dari  erosi  atau  abrasi(Fudloly, Fuad, Purwanto, 2020). Keberadaan   hutan   mangrove memiliki  fungsi  yang  sangat  penting  bagi  makhluk hidup di    sekitarnya sehingga    perlu    dilakukan pemetaan   hutan   mangrove   sebagai   upaya   untuk mendukung  kegiatan  monitoring,  inventarisasi  dan konservasi   mangrove   dalam   skala lokal   maupun nasional (Fudloly, Fuad, Purwanto, 2020). Salah satu perkembangan dari teknologi penginderaan jauh resolusi menengah dan tinggi saat ini  adalah  peluncuran  satelit  SPOT  4  dan  SPOT  6. Satelit  SPOT-4  diluncurkan  pada  24  Maret  1998. Satelit SPOT-4 memiliki sensorHigh-Resolution Visible and  Infrared  sensor(HRVIR)  yang  terbagi  dua,  yaitu: kanal panchromaticdengan  resolusi  spasial  10  meter sertakanal  multispektral  dengan  resolusi  spasial  20 meter (Fudloly, Fuad, Purwanto, 2020). satelit SPOT-6 diluncurkan   pada   9   September   2012   di   Pusat Antariksa Satish Dhawan, India. Resolusi spasial yang dimiliki  yaitu  1,5  m  kanal  panchromatic  dan  6  m kanal    multispektral.    Satelit    SPOT    6    memiliki keunggulan  kanal spektral  warna  biru  yang  dapat mempertegas batas tepi pantai, sedimentasi laut dan mendeteksi terumbu karang yang sulit dideteksi oleh kanal   multispektral  lainnya.   SPOT   6   merupakan generasi  satelit  mempunyai  resolusi  spatial  tertinggi saat ini dari seri satelit SPOT (Fudloly, Fuad, Purwanto, 2020).

             Penelitian  ini  dilakukan  di pesisir  pantai Bama, Taman  Nasional  Baluran,  Kabupaten  Situbondo, Jawa  Timur.  Pengambilan  sampel  dilakukan  pada tanggal   23--25   Januari   2019.   Lokasi   penelitian secara geografis berada pada koordinat antara 070 50' 40,65" --07052' 27,88" LS dan 114027' 38,10" --114027' 37,22" BT. Lokasi pengambilan data lapangan dilakukan pada 10 stasiun (Fudloly, Fuad, Purwanto, 2020). Menggunakan Koreksi Radiometrik, Koreksi Geometrik, Penajaman Citra dan Komposit Citra, Pemotongan (Cropping), Klasifikasi Terbimbing, NDVI. Survei lapangan juga harus dilakukan dengan Uji akurasi, Hubungan NDVI dan kerapatan mangrove. luas  sebaran  mangrove  di pesisir Pantai Bama,  Taman  Nasional  Baluran  pada tahun  2007  sebesar  109  ha,  sedangkan  pada  tahun 2017   sebesar   100,1   ha.   Luas   sebaran   mangrove mengalami penurunan sebesar 8,9 ha selama rentang waktu 10 tahun. tingkat  kerapatan  hutan  mangrove  di pesisir Pantai Bama,     Taman     Nasional     Baluran     mengalami peningkatan.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  luasan  kelas kerapatan  jarang  dan  kerapatan  sedang  pada  tahun 2007  menjadi  dominasi  kelas  kerapatan  rapatpada tahun  2017. Hasil  dari  pengamatan di  lapangan ditemukan    beberapa    spesies    mangrove,    yaitu: Rhizophora apiculata,R. stylosa,R. mucronata,Lumnitzera racemosa,Excoecaria  agallocha,Sonneratia  alba,Ceriops tagal,Bruguiera  gymnorrhiza,danAegiceras corniculatum (Fudloly, Fuad, Purwanto, 2020).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun