Mohon tunggu...
Ananda Mustadjab Latip
Ananda Mustadjab Latip Mohon Tunggu... -

Pengusaha (swasta), senang mengamati Politik, ekonomi, sosial dan budaya. Suka menulis dan sekali-kali meneliti Ketua Yayasan Peduli Bumi Indonesia Telah mengirim sepasang remaja ke Kutub Utara dalam program Youth for Arctic, berkaitan dengan Climate Change (Perubahan Iklim) di tahun 2015. bisa lihat : (www.pedulibumi.com)

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Pindah Tangan Rezim?"

13 Maret 2013   19:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:50 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"PINDAH TANGAN REZIM?"

Oleh : Ananda Mustadjab Latif

Harian Kompas  rabu, 13 maret 2013, pada halaman 2 (polhuk), memberitakan pertemuan Prabowo dengan SBY dengan  judul "Prabowo Ingin Menjadi Pengganti Yudhoyono" dan diatas judul diberikan penegasan dengan warna merah yang bertuliskan : Pertemuan Politik

Jika melihat judul serta menilik kebelakang, sejak Prabowo mendirikan dan menjadi ketum Partai Gerindra dan mengikuti pemilu di tahun 2004,  hampir mayoritas rakyat indonesia mengetahui bahwa Prabowo memang berkeinginan menjadi Presiden. Kompas menyebutkan, kedatangan Prabowo Subianto ke Istana Presiden pada hari senin (11/3), bukanlah peristiwa biasa. Nah, artinya pertemuan kedua purnawirawan TNI-AD  ini menjadi peristiwa luar biasa. Lalu apa yang menjadi luar biasa ? Apakah karena SBY memberikan dukungan dan merestui  Prabowo maju menjadi Capres 2014? Atau karena SBY meng-update informasi hasil perjalananya ke luar negeri?, sehingga dinilai, oh sungguh luar biasa seorang Presiden memberikan "laporan" kepada seorang Prabowo?.

Apa yang menjadi luar biasa di mata elit politik? Apa yang menjadi luar biasa dimata Kompas?  Apakah jika Demokrat yang saat ini merosot elektabilitasnya sehingga tidak dapat mencapai electoral treshold dalam pemilu 2014 - karena banyak yang memperkirakan demokrat akan merosot tajam dibawah 20% - maka SBY sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, mulai mendekati, mengukur dan mendalami, kira-kira parpol mana yang bisa diajak menjadi kawan koalisi?, Hal ini diperkuat dengan pernyataan Fadlijon sebagai wakil ketua umum Partai Gerindra bahwa pertemuan tersebut secara implisit membahas kemungkinan dipasangkannya Partai Gerindra dan Partai Demokrat dalam Pemilu 2014.

Bagi SBY bersama demokrat yang sedang mengalami turbulensi politik di internal akibat dijadikannya Anas sebagai tersangka oleh KPK, serta kemungkinan terkuaknya konspirasi kekuasaan atas adanya benang merah kemungkinan keterlibatannya ibas, serta kasus Century yang dicurigai adanya elit Partai Demokrat yang berkonspirasi dengan Gubernur BI saat itu.

Jika kita mengasumsikan demikian, bisa saja dikatakan bahwa dalam benak SBY saat ini sedang mengalami kegalauan politik dan kekhawatiran mendalam atas diri dan keluarganya. Artinya, dengan kondisi seperti itu SBY memerlukan pengganti rezim akan datang adalah orang yang bisa menjaga keselamatan dirinya dan keluarganya dari kemungkinan pengusutan KPK dimasa akan datang.

Kita tidak mengetahui apa yang dibicarakan secara empat mata antara SBY dan Prabowo dalam pertemuan khusus yang berlangsung sekitar 25 menit. Bisa saja telah terjadi deal-deal politik untuk mengupayakan Prabowo bisa memenangi pertarungan capres 2014. Meskipun bagi saya ini terlalu dini karena belum tentu meskipun Partai Gerindra dan Demokrat berkoalisi sudah mencukupi ambang batas electoral treshold untuk bisa mengusung capres.

Bila kita sepakat dengan premis tersebut diatas, dalam kenyataan politiknya belum tentu bisa menjadi benar. Karena perjuangan Partai Demokrat dan Partai Gerindra harus menempuh jalan berliku dan gunung terjal. Hal itu disebabkan pandangan negatif publik terhadap banyaknya kader-kader Partai Demokrat yang terlibat kasus korupsi, yang berdampakhilangnya kepercayaan publik terhadap Partai Demokrat.

Hal ini diperkuat dengan sulitnya Partai Demokrat merekrut caleg berkualitas karena belum berjalannya kaderisasi dan regenerasi. Dengan kata lain, pencerminan oligarki partai terkesan kuat saat SBY mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat. Dan saya yakin, kalaupun KLB dilaksanakan, pasti yang menjadi Ketua Umum adalah orang terpercaya, mendapat rekomendasi dan didukung oleh SBY.

Sementara Gerindra sebagai sebuah partai sejak didirikan sampai saat ini – meskipun memiliki beberapa orang kadernya yang duduk di Parlemen - belum menunjukan gebrakan seperti apa yang tertuang dalam visi, misi dan program partainya. Saya mendengar, Prabowo sering berkeliling dan blusukan ke masyarakat, dan sering berpidato mengutip pikiran-pikiran Bung Karno, namun masih menjadi pertanyaan dikalangan masyarakat wong cilik yang mencintai Bung Karno, apakah betul Prabowo akan memperjuangkancita-cita Trisaktinya Bung Karno ?. Apakah seandainya Prabowo bisa menjadi presiden lalu akan menentang kebijakan  Neolib dalam percaturan ekonomi politik global? Dan apakah Prabowo bisa mewujudkan apa yang sering dijanjikan dalam pidato-pidatonya seperti mewujudkan Trisakti nya Bung Karno ? (berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan). Saya berharap tentunya   rakyat kali ini tidak akan beli “kucing dalam karung”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun