Mohon tunggu...
Friska Ananda
Friska Ananda Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi S-1 HUBUNGAN INTERNASIONAL, UNIVERSITAS POTENSI UTAMA

wanita yang penuh dengan mimpi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kepentingan Nasional Russia dan Turki dalam Konflik Suriah

22 Januari 2020   22:36 Diperbarui: 22 Januari 2020   22:47 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Konfllik Suriah yang berlangsung sejak tahun 2011 telah menciptakan dua aliansi yaitu Turki dan Rusia yang saling bertolak belakang dalam memberikan dukungan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Turki bersama aliansinya mendukung kelompok oposisi dalam mewujudkan proses transisi pemerintahan Suriah. Dengan menggunakan teori Balance of Power membantu menjawab keterlibatan Rusia pada konflik Suriah.

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian eksplanatif agar dapat mengkaji lebih dalam konsep aliansi, strategi balancing, paritas kekuatan dan ketidakpuasan suatu negara terhadap sistem internasional yang ada di penelitian. Dalam penelitian ini kemudian ditemukan fakta-fakta yang menjelaskan bahwa Rusia ingin memperluas lingkaran pengaruh untuk menggeser dan menekan dominasi pengaruh Turki di Timur Tengah akibat adanya paritas kekuatan dalam segi militer diantara Rusia danTurki.

Dalam mewujudkan tujuannya, Rusia beraliansi dengan Suriah agar dapat menemukan celah untuk memperluas pengaruh di Timur Tengah. Tulisan ini bertujuan untuk melakukan kajian tentang kepentingan rusia dengan turki, dimana persaingan rusia dan turki semakin terlihat.

SIKAP dan KEPENTINGAN TURKI
Hubungan turki dan suriah telah melewati beberapa tahapan sebelum tahun 2011 yaitu : anti komunisme, anti terorisme, dan kerjasam pada awal tahun 2000, turki melakukan kerjasama keamanan.

Disini sejak suriah menjadi ajang memamerkan kebijakan di timur tengah , turki pun mengabil peran dalam konflik ini, sejak dimulainya pemberontakan di suriah, turki mengusulkan agar rezim pemerintahan berlangsung untuk melakukan kebijakan yang jauh mencapai reformasi politik dari pada melakukan tidak represif kemasyarakat berdemontrasi. Tetapi usulan turki di tolak, dan turki merasa tersinggung dan kemudian sifat suriah keturki berubah menjadi musuh.  

Kepentingan turki dalam konflik ini adalah ingin menjatuhkan rezin basher al-assad (syiah) karena turki lebih ke sunni dan jika basher al-assad berhasil digulingkan maka citra nama turki di Negara timur tengah akan baik, turki juga menginginkan Negaranya menjadi Negara di timur tengah yang mengekspor demokrasasi ke Negara-negara yang berada di wilayah tersebut., dan turki juga ingin menjadi pemimpin di dunia arab.

2.3 Hubungan Rusia dan Turki
Persaingan Rusia dan Turki merupakan penyeimbangan hubungan atau hard balancing sesuai dengan yang dikatakan T.V Paul dalam bukunya balance of power theory and practice in 21th century. Bahwa hard balancing adalah usaha atau strategi yang dilakukan oleh suatu Negara yang berada dalam kondisi persaingan yang intense dengan Negara lain hal ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan militer dan juga membuat aliansi formal.  

Persaingan antara Rusia dan Turki dapat di lihat dari masing-masing perannya dalam forum internasional dan juga bantuan-bantuan yang diberikan rusia sebagai pihak yang ingin mempertahankan rezim bashar al-assad dan turki sangat bertolak belakang ingin menjatuhkan rezim al-assad, oleh karena itu masing- masing Negara mempunyai cara untuk mencapai tujuannya.

Disini rusia dan turkri bersaing untuk mewujudkan tujuannya masing-masing. Sayangnya  rusia tidak dapat ditandingi oleh turki yaitu dengan rusia memberi bantuan militer. Walaupun disini turki membantu para pemberontak dan ISIS dengan fasilitas, bantuan persenjataan dan pelatihan tentu berbeda ketika angkatan bersenjata rusia langsung turun kemedan konflik.

Persaingan yang dilakukan antara rusia dan turki merupakan strategi yang dilakukan oleh suatu Negara yang berbeda, disini Negara yang bersaing akan meningkatkan kemampuan militernya dan juga membuat aliansi yang formal untuk menyeimbangkan lawan nya.

3.PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Konfliki suriah yang telah berlangsung selama lebih dari setengah decade merupakan imbas dari gerakan demokratisasi politik regional di timur tengah yang dikenal dengan arab spring. Perkembangan konflik ini telah melibatkan actor-aktor eksternal yang memiliki kepentingan-kepentingan berbeda dalam konflik suriah, di antaranya adalah rusia dan turki.

Kehadiran rusia dan turki dalam konflik rusia terwujud dalam bentuk hard balancing, dimana kedua Negara mendukung pihak yang berbeda berdasarkan kepentingan yang berbeda. Didsini rusia memberikan dukungan politik dan militer kepada rezin bashar al-assad untuk menjaga kepentingan pengaruh politik dan ekonominya di kawasan timur tengah, sementara turki disini merikan dukungan kepada pihak pemberontak.

Adanya persaingan tersebut membuat konfik suriah semakin berlakut-larut dimana di piham turki membuat aliansi formal dan rusia yang mempertahankan rezin al-assad selalu memberikan bantuan militer.

Daftar Pustaka
M. Najih Arromadloni, Memahami Konflik Suriah, Tragedi Kemanusiaan Terbesar Abad 21, diakses pada (16/1/2020, 20:25 WIB)

Deutsche Welle News, Inilah Aktor Utama Perang Suriah, diakses pada (20/01/2020, 19:22 WIB)

Stanford University, International Security in a Changing World : The Syria Civil War

Bumisyam News, Setahun Intervensi Militer Rusia di Suriah, Ribuan Korban Jiwa Berjatuhan, diakses pada (20/01/2020, 18:49 WIB)
Bumisyam News, Op.Cit.

Victor Maulana, ISIS, Alasan Rusia Bantu Bashar Al Assad, Sindo News, diakses pada (19/01/2020,19:32 WIB)

Djibril Muhammad, Rusia dan Cina Veto Resolusi PBB untuk Suriah, Republika News diakses pada (20/01/2020, 18:56 WIB)

President of Russia. 2010. "Beginning of Meeting with President of Syria Bashar al-Assad" (Online) [Diakses pada 21 januari 2020]

Bagdonas, Azuolas. 2012 "Russia's Interests in the Syrian Conflict: Power,Prestige, and Profit". DalamEuropean Journal of Economics and Political Studies Vol. 5. Istandbul: FatihUniversity.

T.V. Paul, James J. Writz, and Michael Fortman, 2004.Balance of Power Theory and Practice in 21th Century.Stanford: Stanford University Press
University For Peace and Conflict, Causes and Catalysts of the Civil War in Syria.

Haydhar Muhammad bachtiar,agnssalim burhanuddin,2016,"hard balancing rusia dan turki dalam konflik suriah 2012-2015" jurnal wanua, volume 1 no,3.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun