Menyaksikan kiprah Timnas U19 di Hassanal Bolkiah Trophy (HBT) 2014, saya yakin kekhawatiran akan langsung menyergap para pendukung Timnas. Bagaimana tidak?3 kali tampil dilaga penyisihan, Evan Dimas dkk, baru mampu meraup 1 point hasil imbang melawan Timnas U21 Malaysia, dua kali dihajar tuan rumah Brunei Darusallam dan Timnas U19 Vietnam dengan skor telak 3-1, secara agregat gawang Ravi Murdianto telah bobol 6 kali, dan baru memasukkan 2 gol. Wajarlah kalau fans timnas kecewa dengan penampilan Evan Dimas dkk di HBT itu.
Kecewa boleh, namun tak patut rasanya, kita menumpahkan kekecewaan dengan menghujani anak-anak muda itu dengan hujatan. Karena HBT 2014, hanyalah turnamen biasa ,tak ubahnya ajang ujicoba. Bahkan, menurut saya, kekalahan telak yang dialami Timnas U19, justru menjadi modal bagus buat anak asuh Indra Sjafri tersebut, mengapa?karena kekalahan itu setidaknya akan membuat Hargianto dkk berada dalam tekanan, ini cukup bagus untuk menguatkan mental mereka, karena di usia 19 tahun kebawah, kestabilan mental mereka masih belumlah kuat. “Manfaat” lain dari kekalahan itu adalah menjadi petunjuk kelemahan Timnas, yang mesti dibenahi disisa waktu pertempuran sesungguhnya, yakni Piala AFC 2014 di Myanmar, Oktober mendatang.
Kita percaya, PSSI dan High Performance Unit (HPU), dapat menemukan formula yang tepat untuk menemukan solusi atas beberapa kelemahan Timnas U19. Masih ada waktu kurang lebih 2 bulan, untuk membenahi Evan Dimas dkk dan kita semua pecinta Timnas U19 berharap, Paolo Sitanggang,Evan Dimas, Hargianto, Dimas Drajad, David Maulana, Paolo Maldini, Ilhamudin,Hansamu, Ravi Murdianto, Putu Gede dan lainnya akan “meledak” di medan laga yang sesungguhnya, piala AFC 2014!i.
