Mohon tunggu...
Gema Indonesia
Gema Indonesia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perbandingkan Antara Agama dan Kebangsaan, Sukmawati Menuai Kecaman dari Publik

3 April 2018   13:24 Diperbarui: 3 April 2018   13:37 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ll dokpri

Puisi yang dibacakan oleh Sukmawati Sukarnoputri, anak dari mendiang Presiden pertama RI, Soekarno, menuai kecaman dari publik. Pasalnya, puisi yang diberi judul "Ibu Indonesia" itu dianggap melecehkan umat Islam.

Puisi itu dibacakan Sukmawati dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018 yang bertempat di Jakarta Convention Center, pada Kamis (29/3/2018).

Saat itu, Sukmawati diberi kesempatan untuk maju ke panggung dan membacakan puisi yang diakuinya sebagai karyanya sendiri.

Puisi tersebut menjadi viral karena isinya dianggap menyinggung sejumlah pihak. Misalnya, menyebut bahwa "tak tahu syariat Islam", "Sari konde ibu Indonesia lebih cantik dari cadar", dan "suara kidung ibu Indonesia lebih merdu dari suara adzan".

Puisi tersebut disesalkan oleh banyak kalangan karena seolah ingin mempertentangkan antara ajaran agama Islam yang dianut oleh mayoritas masyarakat dengan kebudayaan asli bangsa Indonesia. Akibatnya timbul kesan seolah keduanya tidak dapat berjalan harmonis dan beriringan.

Hal itu seperti tampak dari ungkapan bahwa "suara kidung ibu Indonesia lebih merdu dari suara azan", atau, Sari konde ibu Indonesia lebih cantik dari cadar".

Padahal keduanya tak perlu diperbandingkan karena tidak 'apple to apple'. Misalnya, soal adzan, hal itu merupakan panggilan untuk beribadah bagi umat Islam. Sedangkan kidung Pancasila merupakan ekspresi seni dari realita keberagaman Indonesia.

Keduanya memiliki substansi yang berbeda, oleh karenanya tak perlu diperbandingkan dan dipertentangkan.

Keduanya justru harus dihormati dan dijaga oleh kita semua agar bisa berjalan dengan harmonis. Sehingga tidak terjadi potensi konflik dan perpecahan di tengah masyarakat Indonesia.

Kita kini butuh negawaran yang bisa mengayomi semuanya, persis sebagaimana ayah Sukmawati dulu, Soekarno.

Pendiri bangsa Indonesia itu dulu bukan mempertentangkan antara Islam dan Nasionalisme. Namun justru sebaliknya, dia menyatukan kekuatan diantara kedua. Kita perlu teladani semangat Soekarno tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun