Mohon tunggu...
Auliana Magfiroh
Auliana Magfiroh Mohon Tunggu... Lainnya - On !!

Jujur yang berseni

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Analisis Respon Islam Nusantara terhadap Budaya

3 April 2020   08:45 Diperbarui: 3 April 2020   08:53 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Quraish shihab dalam kata pengantar sebuah buku menyatakan bahwa berdasarkan analisis MB Hooker, Robert Hefner, John L Esposito dan William Lidlee, keberadaan islam dinusantara bercorak sangat spesifik dimana ekspresinya secara intelektual, cultural, sosial, dan bisa jadi juga politik. dan kenyatannya memang berbeda dengan ekspresi islam yang berada dibelahan bumi dunia lain. islam di nusantara merupakan perumusan islam dalam konteks sosial budaya bangsa yang berbeda dengan pusat-pusat islam di timur tengah.

hal ini dapat kita simpulkan bahwa nusantara kita punya banyak sekali  ragam buadaya sehingga ketika islam mulai memasuki bumi nusantara akan ada akulturasi, sinkretisme akomodasi dan banyak hal lainnya yang kaitannya dengan hubungan islam dan budaya. untuk lebih memahaminya kita perinci satu-satu sebagai berikut,

1. Sinkretismi islam nusantara

secara literatur kita tau bawa sinkretisme adalah proses penyatuan atau proses perpaduan paham dan ajaran serta unsur-unsur yang berbeda guna mendapatkan nilai keserasian dan keseimbangan. contohnya adalah pertemuan islam dan hindu di India yang kemudian melahirkan religiusitas baru yakni shikh. pun demikian di nusantara, islam juga mengalami sinkretisme sehingga muncul religiusitas baru yakni islam santri dan islam abangan yang dalam perilaku religiusnya memiliki perbedaan signifikan.

islam santri memiliki nilai religius yang mengakomodir islam baku, mereka mengikuti ajaran agama ortodoks (ketat) sehingga ritual keagamaan yang mereka lakukan meliputi sholat, puasa, haji, ibadah dan juga ngaji. berbeda dengan islam abangan, sebagian dari mereka sudah menaruh kepercayaan pada ritual hindu budha yang cenderung mistik sehingga islam mereka bersifat sinkretis.

2. Akulturasi islam nusantara

dalam sinkretisme kita menemukan sebagian masyarakat yang masih menyimpan kepercayaan ritual mistik hindu budha, karena memang jauh sebelum islam datang kedua agama ini telah menjadi kepercayaan sebagian besar masyarakat di bumi nusantara.

islam merupakan rahmatan lil'alamin, menerima keberagaman dan tidak kenal paksaan. kita tau bahwa terdapat keragaman di nusantara dan itu bercorak hinu budha, maka islam datang dengan tidak memaksa mereka unruk tidak menaruh kepercayaan lagi tentangnya, melainkan mengakulturasi budaya dengan agama islam itu sendiri sehingga terciptalah budaya islam atau biasa kita kenal dengan kebudayaan islam nusantara.

3. Akomodasi islam nusantara

seperti yang kita tau bahwa proses islamisais tidak selalu berjalan dengan baik, sempat ada konflik ketika islam datang ke nusantara meskipun para tokoh islamisasi telah mengajarkan ajaran agama islam secara damai. karena terdapat konflik maka para tokoh islamisasi di nusantara melakukan bentuk akomodasi seperti membiarkan berbagai bentuk kebudyaan berkembang, namun dalam keudayaan yang berkembang tersebut para tokoh islamisasi meletakkan nilai-nilai ajaran agama islam.

dalam melakukan proses akomodasi para tokoh islamisasi tak luput dari bantuan penguasa, karena sejauh yang kita ketahui jika dalam suatu wilayah terdapat penguasa yang memeluk ajaran islam dengan rela maka kalangan masyarakat juga turut serta memeluk ajaran islam dengan rela.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun