Mohon tunggu...
Amrosy
Amrosy Mohon Tunggu... Mahasiswa

Bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pendakian Hidup Manusia

18 Agustus 2025   16:17 Diperbarui: 18 Agustus 2025   16:17 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam perjalanan hidup, manusia sejatinya sedang melakukan sebuah pendakian panjang. Sejak pertama kali lahir ke dunia, langkah demi langkah yang ditempuh adalah bagian dari proses menanjak menuju puncak kehidupan. Dari belajar merangkak, berjalan, berbicara, hingga tumbuh dewasa dan meniti karir, semuanya merupakan bentuk pendakian yang tak pernah berhenti.

Seperti seorang pendaki gunung, manusia pun harus menghadapi berbagai rintangan. Jalan terjal, licin, bahkan penuh bebatuan sering kali melambangkan masalah, kesulitan, dan ujian yang harus dihadapi. Namun justru dari tantangan itulah kekuatan, ketangguhan, dan kebijaksanaan diri ditempa. Tanpa tanjakan yang melelahkan, manusia tidak akan pernah tahu betapa berharganya sebuah puncak.

Ketika sampai pada titik keberhasilan—entah berupa pencapaian karir, kebahagiaan keluarga, ataupun kesuksesan pribadi—itu bukanlah akhir dari perjalanan. Karena sejatinya, puncak kehidupan manusia bukanlah sekadar kesuksesan duniawi, melainkan saat ia menyadari hakikat kebenaran bahwa semua yang dimiliki hanyalah titipan. Puncak tertinggi kehidupan manusia adalah kematian, titik kembalinya setiap jiwa kepada Sang Pencipta.

Maka, perjalanan hidup ini bukan sekadar tentang bagaimana mencapai puncak, tetapi juga tentang bagaimana memaknai setiap langkah dalam pendakian itu. Tentang bagaimana bersabar saat menghadapi jalan terjal, bersyukur ketika sampai di dataran yang lapang, serta tidak lupa diri ketika merasakan indahnya berada di atas. Sebab akhir dari seorang pendaki sejati bukanlah sekadar berdiri di puncak, melainkan mampu kembali dengan selamat, membawa pengalaman, pelajaran, dan jejak yang bermanfaat bagi orang lain.

Hidup adalah pendakian, dan kematian adalah kepulangan. Yang terpenting bukanlah seberapa tinggi kita mendaki, tetapi bagaimana kita menjalani perjalanan itu dengan penuh makna, hingga akhirnya kita pulang dengan tenang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun