Mohon tunggu...
Amran Ibrahim
Amran Ibrahim Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pencatat roman kehidupan

iseng nulis, tapi serius kalau sudah menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jurus Ampuh, Tutup Masalah dengan Masalah Baru

18 September 2020   14:04 Diperbarui: 18 September 2020   14:21 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi masalah yang tidak terselesaikan, Sumber: Haiku Deck

Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Hingga hari ini, Jumat (18/9) siang, total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 233 ribu orang. Bahkan dalam beberapa kesempatan, jumlah kasus harian sempat memecahkan rekor.

Hal ini tentu sangat memprihatinkan, pasalnya enam bulan Covid-19 di Indonesia terkesan segala kebijakan penanganan Covid-19 oleh pemerintah terkesan menjadi sia-sia. 

Trend Covid-19 hingga hari ini belum memperlihatkan tanda-tanda yang positif. Justru, yang ada setiap harinya justru semakin meningkat dan terus meningkat.

Banyak pandangan ahli/pakar yang mengungkapkan, seharusnya Covid-19 menjadi momentum bagi pemerintah untuk merekatkan seluruh elemen yang ada pasca retaknya hubungan sosial masyarakat pasca Pemilu 2019 lalu. 

Dari sisi masyarakat, sebenarnya harapan akan momentum persatuan tersebut telah muncul di awal-awal pandemi. Kita lihat, bagaimana masyarakat, baik sendiri maupun berkelompok, mereka saling membantu satu sama lainnya.

Solidaritas masyarakat di awal pandemi tersebut dilakukan dengan cara mandiri dan pribadi, serta ada juga dengan cara berkelompok dan penggalangan dana untuk membantu kelompok masyarakat tertentu yang terdampak ekonominya akibat Covid-19. 

Namun sayang, solidaritas yang sama tidak ditunjukkan oleh kebanyakan elite-elite politik di tanah air. Mengatas nama maupun kuasa mandat rakyat, mereka selalu melemparkan narasi-narasi yang membuat darah di otak menjadi mendidih.

Hitung saja, selama Covid-19 merebak Indonesia, sudah berapa kali gelaran aksi demonstrasi yang terjadi? Setidaknya, itu adalah bukti bahwa elite maupun penguasa gagal berkomunikasi dari hati ke hati kepada rakyatnya. 

Kendati demikian, penguasa seolah menjadikan hal ini sebagai pola untuk menutup kegagalan-kegagalan yang terjadi. Setiap hari, muncul narasi yang memancing emosi dan terkadang membuat kita lupa bahwa Covid-19 sudah duduk manis di belakang kita.

Dalam rentang seminggu terakhir saja, setidaknya ada beberapa narasi yang membuat masyarakat naik pitam. Pertama, pernyataan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan yang menyebut ada sebanyak 3.500 dokter hingga 685 relawan dan 800 tenaga nusantara sehat yang siap dipanggil jika suatu saat benar-benar dibutuhkan. 

Pernyataan Menkes ini menimbulkan tafsir yang beragam dan tentunya bikin geram. Seolah-olah dokter dan tenaga kesehatan tak ubahnya ibarat barang dagangan yang siap di keluarkan jika stok barang yang ada sudah habis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun